WALHI Jateng: Gas Beracun di Dieng Bukan Kali Pertama

Minggu 13-03-2022,22:18 WIB

Warga Desa Karangtengah mengadakan aksi poster penolakan PLTP Geo Dipa di Dieng, Senin (24/1/2022) lalu. Foto: Dokumen Walhi Jateng untuk JPNN.com. jateng.jpnn.com, SEMARANG - Kebocoran pipa gas di sumur Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) PT Geo Dipa Energi, Sabtu (12/3) kemarin sempat membuat masyarakat ketakutan dan khawatir. Lokasi bocornya pipa gas berada di Wellpad Unit 28 Desa Karangtengah, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah. Atas kejadian tersebut, sebanyak 7 pekerja mengirup gas beracun. Satu di antaranya dilaporkan meninggal dunia. Manajer Advokasi Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Jawa Tengah Iqbal Malna mengatakan insiden tersebut membuka ingatan warga dengan peristiwa pada 2007 dan 2016 silam. Dia bercerita pada tahun-tahun tersebut terjadi insiden yang sama. Pada 2016, suasana di sana waktu itu penuh kekhawatiran lantaran kecelakaan kerja juga merenggut korban jiwa dari pekerja proyek geothermal dan satu balita. "Wajar saja kemarin khawatir dan takut, saat itu (baca 2016) terdapat bayi yang meninggal dunia karena warga begitu panik," katanya kepada JPNN.com melalui sambungan telepon, Minggu (13/3). Iqbal menyebut ada sebanyak 31 petak yang digunakan sebagai PLTP PT Geo Dipa Energi yang mengelilingi Desa Karangtengah. Dia menuturkan pencemaran lingkungan menjadi persoalan selanjutnya. Menurutnya, masyarakat mengeluhkan munculnya bencana akibat adanya proyek geothermal tersebut. Dampak di sekitar Wellpad, kata dia, acap kali diguyur hujan asam, bahkan skala luas melahirkan krisis air. Mata air yang dipercaya dapat mengaliri Desa Karangtengah dan sekitarnya telah terganggu dan mengeluarkan bau karat. https://radarbanyumas.co.id/satu-orang-tewas-akibat-gas-beracun-di-dieng-batur-banjarnegara-enam-orang-ke-rumah-sakit/ "Saya mengistilahkan sebagai bencana yang diundang atau bencana diundang masuk ke Dieng," ujar Iqbal. Warga Desa Karangtengah mengadakan aksi poster penolakan PLTP Geo Dipa di Dieng, Senin (24/1/2022) lalu. Foto: Dokumen Walhi Jateng untuk JPNN.com. jateng.jpnn.com, Rentetan peristiwa tersebut yang menuai pro dan kontra masyarakat Desa Karangtengah dan sekitarnya di Kecamatan Batur. Iqbal menyebut pembangkit listrik berbasis panas bumi sangat diharapkan ada di Indonesia, sebab merupakan suatu energi ramah lingkungan. Namun, dia mengingatkan dampak berbahaya bagi lingkungan dan masyarakat bila tidak dikelola dengan baik. Menurutnya, lokasi tiap Wellpad atau petak sumur bor panas bumi di Kawasan Dieng sangat dekat dengan aktivitas dan permukiman warga. "Seramah apapun akan berdampak dan sangat bahaya jika lokasinya dekat dengan permukiman," terangnya. Sebelumnya, Kepala Bagian Humas PT Geo Dipa Energi Unit Dieng Chorul Anwar mengatakan dugaan penyebab insiden tersebut karena pekerja menghirup gas H2S dari satu di antara pipa gas yang bocor. "Pekerja diduga terkena gas beracun yang terkonsentrasi di dalam alat pompa bor," kata Choirul. Choirul menyebut lokasi sudah aman, warga tidak perlu khawatir terjadi bocornya gas beracun susulan. Sebab, kata dia, kondisi sumur dalam posisi dimatikan dan sedang tidak aktif. "Tidak terjadi ledakan di lokasi sumur yang dibor, sebagaimana informasi yang tersebar di media sosial, karena sumur dalam posisi dimatikan," ujar Choirul. (mcr5/jpnn)

Tags :
Kategori :

Terkait