sampah dipemukiman. AAM/RADARMAS
PURWOKERTO - Persoalan tarif pengambilan sampah juga terus dikeluhkan. Ketua RW 6 Kelurahan Purwanegara Deni Arifinato mengatakan, di komplek rumahnya, warga pada awalnya iuaran Rp 120 ribu perbulan dimana jumlah tersebut meliputi kebersihan, keamananan dan lainnya.
"Nominal sampah sekitar Rp 4.500," kata dia.
Dengan adanya model hanggar ini, iuaran naik menjadi Rp 15.000. Menurutnya, hal ini membebani warga. "Berarti iuaran total menjadi 135 ribu. Ini berat," kata dia.
Karenanya, semestinya, Pemkab Banyumas memiliki formulasi yang pasti dengan adanya dana di pemerintah. Entah itu, kata dia, model subsidi, atau yang lainnya.
Di tempat lain, di kelurahan Rejasari, Dwi, mengaku iuaran menjadi Rp 33 ribu. Padahal, sebelumnya hanya Rp 20 ribu untuk pengambil sampah mandiri.
"Nah, pengambil sampah meminta Rp 33 ribu. Tapi ini masih dirapatkan. Kalau benar menjadi Rp 33 ribu, maka menjadi sangat berat," katanya.
Sementara itu, Ngadimin Kabid Kebersihan dan Pertamanan Dinas Lingkungan Hidup kabupaten Banyumas menyebutkan sosialisasi hanggar terus dilakukan pihaknya. Bahkan setelah hanggar beroperasi sosialisasi tetap digalakkan. "Kami sosialiasi terus disetiap kelurahan. Bahkan sampai malam hari," pungkasnya.
Mekanisme pengambilan sampah oleh KSM dikeluhkan beberapa warga. Pasalnya biaya yang dipatok terbilang mahal. Bahkan ada yang dimintai tambahan ongkos RP 13.000.
"Untuk ongkos itu bergantung dengan kesepakatan warga dengan KSM," kata Ngadimin, Kabid Kebersihan dan Pertamanan Dinas Lingkungan Hidup kabupaten Banyumas.
Dia menambahkan memang tidak ada aturan resmi yang mengatur minimal atau maksimal ongkos angkut. Menurutnya untuk daerah perkotaan itu sekitar Rp 15.000 untuk minimal ongkos angkut.
Mengenai permasalahan sampah yang belum terangkut selama dua minggu di Desa Sokaraja Kulon pihaknya akan segera menindaklanjutinya. "Akan segera kami cek," katanya.
Kepala DLH Banyumas Suyanto mengatakan tarif yang ditentukan oleh pengelola hanggar, jika sampah dijemput ke rumah, kata Suyanto, maka setiap bulannya tiap rumah membayar Rp 15.000 dan cukup Rp 12.000 jika sampah diambil di titik jemput.
"Dikomunikasikan lagi, dengan RT atau RW dan warga setempat. Beberapa lokasi sudah menemui kesepakatan, kami yakin nanti bisa diterima bersama," kata dia. (aam/ttg)