BERUBAH-UBAH: Seorang polisi wanita di Mapolsek Sokaraja meminta penjelasan kepada siswa yang mengaku mengalami aksi penculikan. (MIFTAH/RADARMAS)
Keterangan Korban Berubah-Ubah
PURWOKERTO- Isu penculikan anak seakan menggoyang Banyumas. Sejak akhir pekan kemarin, santer kabar penculikan anak terjadi di wilayah Banyumas. Mulai dari Kecamatan Pekuncen kemudian bergeser ke timur yakni Kecamatan Jatilawang.
Awal pekan ini, isu penculikan kembali nyaring. Isu itu mulai berhembus pada Senin (15/10) siang kemarin. Dalam share berita yang tersebar, disebutkan seorang anak kelas 5 SD di wilayah Sokaraja menjadi korban penculikan. Namun, si korban melawan hingga berhasil melepaskan diri.
Kepala UPK Sokarja Sutarno membenarkan jika ada informasi penculikan siswa di SD 1 Karangnanas. Hanya saja, kebenaran dari berita tersebut belum tahu. "Infonya seperti itu, tapi kejadiannya seperti apa saya kurang paham," terangnya.
Kapolres Banyumas AKBP Bambang Yudhantara Salamun SIK melalui Kapolsek Sokaraja AKP Kusnadi mengatakan, merespon viralnya informasi tersebut di media sosial, dia menerjunkan anggotanya ke lapangan. Mulai dari Intel sampai Reskrim.
"Dari penelusuran itu, diketahui anak bernama KA (11) itu mengaku menjadi korban penculikan pada Sabtu lalu. Namun, dia baru menceritakan ke gurunya pada Senin pagi saat masuk sekolah," kata dia.
Berdasar informasi awal yang berhasil dihimpun, KA pulang dari sekolah pada Sabtu siang dengan berjalan kaki. Saat berjalan menuju rumahnya di desa sebelah, KA dihampiri orang tidak dikenal. Mereka menggunakan mobil Avanza.
"Versi anak itu, awalnya dia didatangi orang tidak dikenal yang memakai helm turun dari mobil. Anak itu mengaku disekap dan hendak dimasukkan mobil. Namun, dia melawan dan terjatuh kemudian melempar batu ke arah pria tidak dikenal itu," sebut dia.
Baca: “Kode Penculik” yang Bikin Resah
Singkat cerita, polisi memintai keterangan anak tersebut dan mengorek informasi sedetail mungkin. Bahkan, anak tersebut juga sempat dibawa ke Polsek Sokaraja ditemani orang tuanya untuk dimintai keterangan.
"Keterangan-keterangan itu, kami himpun satu per satu. Tak hanya keterangan anak tersebut, kami juga meminta keterangan kepala sekolah, wali kelas, perangkat desa dan juga orang tua," ujar dia.
Nah dari sekian banyak keterangan itu, rupanya anak tersebut juga tidak dapat mempertahankan alibinya secara sempurna. Keterangan yang dia berikan, baik ke polisi maupun ke orang terdekat juga tidak konsisten.
"Ada banyak pernyataan yang tidak konsisten. Misalnya saat memberikan keterangan dari mana arah mobil datang. Di satu sisi, anak itu mengaku mobil datang dari arah depan sedangkan ke orang lainnya lagi, dia mengaku mobil datang dari arah belakang," sebut dia.
Kejanggalan lainnya, anak itu mengaku ada tiga orang di dalam mobil dan satu orang lagi berusaha membekapnya yang turun dari mobil memakai helm. Total ada empat orang yang diakui anak itu ada di dalam mobil.
"Penelusuran kami ke sekitar lokasi, menurut dua saksi yang berjualan terdekat dengan lokasi kejadian, hari itu hanya ada dua mobil Avanza yang melintas. Itupun milik penghuni perumahan yang numpang parkir," terang dia.
Masih menurut saksi, lanjut Kusnadi, mobil Avanza yang hari itu datang hanya berisi dua orang. Diantara keduanya, tidak ada yang memakai helm dan orangnya pun nampak ramah.
"Di sisi lain, anak tersebut mengaku tidak meminta tolong ke penjual di sekitar lokasi lantaran kedua warung itu tutup. Padahal, kedua warung tetap buka sejak pagi sampai malam hari," tegas Kapolsek.
Satu hal lagi, anak itu mengaku melarikan diri ke arah tempat produksi batu bata. Disitu, anak itu mengaku bertemu dengan orang yang biasa mengantar makanan ke tempat tersebut.
"Penelusuran kami ke dua tempat itu, para pekerja tidak pernah mendapat antaran makanan. Setiap hari, para pekerja batu bata selalu pulang ke rumah untuk makan dan istirahat di siang hari," ungkap Kusnadi.
Fakta lain yang ditemukan polisi ialah, anak tersebut tidak mengalami luka sedikitpun sebagaiamana layak didapat oleh orang yang disekap dan terjatuh.
Dia menyatakan, dari sekian banyak data dan keterangan yang berhasil digali, tidak ada yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Selain itu, anak tersebut juga tidak konsisten dalam memberikan keterangan. "Kesimpulan kami, kejadian penculikan ini tidak ada. Faktanya, anak tersebut sekarang masih ada bersama orang tuanya," tandas Kapolsek. (mif/dis)