Temuan Sarang Liar Bikin Burung Langka Tidak Jadi Punah

Senin 22-07-2019,11:40 WIB

Karena Musim Kawin yang Epik Wellington - Parkit berpipi oranye adalah salah satu burung paling langka di Selandia Baru, dan juga dunia. Namun, berkat musim kawin "epik", tanpa disangka populasi burung ini kembali meningkat hingga berlipat ganda. Demikian sebagaimana dikutip dari CNN pada Sabtu (20/7/). Staf Departemen Konservasi Nasional Selandia Baru mengatakan bahwa mereka menemukan setidaknya 150 ekor burung parkit berpipi oranye telah lahir di musim ini saja. Mereka menemukan 31 sarang parkit liar yang baru, di mana jumlah tersebut tiga kali lipat dari temuan beberapa tahun terakhir. "Menetasnya telur burung parkit dalam jumlah besar disebut berpotensi menggandakan populasinya saat ini," kata Menteri Konservasi Selandia Baru, Eugenie Sage, dalam sebuah pernyataan. "Musim kawin diprediksi terus berlanjut dalam beberapa bulan ke depan," lanjut Sage menambahkan hal itu dipicu pertumbuhan masif pohon beech dalam lebih dari 40 tahun terakhir. "Ada begitu banyak benih di pohon-pohon beech, burung-burung terus berkembang biak, dengan beberapa pasang parkit berhasil bertelur hingga lima butir," pungkasnya. Jika regenerasi burung parkit berpipi oranye menandakan hasil positif serupa dalam beberapa bulan ke depan, maka temuan itu bisa turut diaplikasikan pada kakariki yang terancam sangat punah. Menurut Sage, tanpa pohon sage yang besar, burung biasanya hanya menghasilkan satu atau dua butir telur. Sebelumnya, parkit berpipi oranye pernah dianggap punah, tetapi ditemukan kembali pada tahun 1993. Populasinya saat ini diperkirakan berkisar antara 100 dan 300 ekor, dan itulah sebabnya musim kawin ini begitu berdampak signifikan terhadap kelestariannya. Upaya konservasi di Selandia Baru telah membantu meningkatkan populasi burung-burung, di mana dikembangbiakkan oleh organisasi pemerhatinya, sebelum kemudian dilepaskan kembali ke alam liar. Tidak hanya parkit berpipi oranye yang terdampak oleh semakin tingginya pohon beech. Peningkatan benih juga berarti akan lebih banyak tikus, cerpelai dan kucing liar, yang semuanya berisiko menjadi predator para burung. "Kami sedang membahas langkah-langkah terbaik untuk melindungi burung-burung langka itu dari ancaman jumlah predator yang mungkin meningkat," kata Sage. (*/ttg)

Tags :
Kategori :

Terkait