BANJARNEGARA - Jembatan Merawu di Dusun Beran Desa Giritirta Kecamatan Pejawaran, nyaris ambruk. Kondisi ini sudah berlangsung sejak tiga bulan lalu.
Namun sampai sekarang belum diperbaiki secara permanen. Karena jembatan yang menghubungkan Desa Giritirta dengan Desa Penusupan Kecamatan Pejawaran, tersebut sangat penting, warga bergotong-royong memperbaikinya.
Kepala Desa Giritirta, Mister M Yusuf mengatakan, kondisi ini membuat warga harus memutar melalui Dusun Sirukem Desa Giritirta.
KERJA BAKTI : Warga bekerja bakti agar Jembatan Merawu yang nyaris putus bisa dilewati kendaraan roda dua, Minggu (23/7) kemarin. (Darno/Radarmas)
"Warga harus memutar memutar melalui Sirukem, sehingga harus menempuh jarak yang lebih jauh sekitar 2,5 kilometer," kata dia di sela-sela kerja bakti memperbaiki jembatan tersebut, Minggu (23/7).
Kerja bakti ini akan terus dilakukan hingga jembatan minimal bisa dilalui kendaraan roda dua. Rusaknya jembatan ini membuat ratusan warga terisolir. "Warga yang terkena dampak ambrolnya jembatan ini mencapai satu dusun atau mencapai 280 jiwa," jelasnya.
Mister mengatakan, jembatan sepanjang 16 meter dan lebar ini nyaris ambruk karena derasnya luapan Sungai Merawu dan tiang jembatan memang berdiri di tanah yang labil.
Pilar di tengah jembatan yang seharusnya menopang beban di atasnya, justru miring karena tidak kuat menahan terjangan banjir. Akibatnya, jembatan yang sebelumnya biasa dilewati kendaraan roda empat, kini hanya bisa dilalui pejalan kaki.
"Sebelumnya di sekitar jembatan sudah dibangun bronjong pengaman. Tapi sudah jebol saat banjir bandang tiga bulan yang lalu," jelasnya.
Menurut dia, perbaikan belum dilakukan mengingat anggaran yang diperlukan sangat besar. "Kami mengharapkan bantuan dari Pemda. Sebab kalau menggunakan Dana Desa saja ngga mampu,"imbuhnya. (drn/din)