BANJARNEGARA – Peredaran narkotika dan penanaman paham radikal tidak bisa dipandang remeh. Sebab, dua peroslan tersebut merupakan proxy war untuk memperlemah Indonesia.
Hal ini dikatakan Dandim 0704 Banjarnegara, Letkol Inf Bagas Gunanto A.Ks. Dijelaskan, saat ini untuk memperlemah negara lain atau dikenal dengan perang asimetris salah satunya menggunakan narkotika dan ideologi radikal.
"Proxy war adalah ingin menghancurkan suatu negara secara tidak langsung," kata dia usai menjadi narasumber Forum Persaudaraan Bangsa Indonesia di Sasana Adi Praja, Kamis (20/7).
Dandim 0704/Banjarnegara, Letnan Kolonel Inf Bagas Gunanto A.Ks. menjadi narasumber dalam Forum Persaudaraan Bangsa Indonesia di Sasana Adi Praja Banjarnegara, Kamis (20/7)
Dikatakan, ancaman bahaya narkotika tidak hanya terjadi di kota besar. Apalagi sebelumnya, pengedar narkotika jaringan internasional tertangkap di wilayah Banjarnegara. Di sisi lain, bahaya radikalisme juga menjadi ancaman bagi generasi muda di Banjarnegara.
Bahkan informasinya sampai ada yang ikut perang di Marawi Filipina dan dikabarkan telah meninggal dunia di sana. Selain beraksi di luar negeri, sejumlah warga Banjarnegara diduga terlibat jaringan teroris yang beraksi di Tangerang beberapa waktu lalu.
Dandim menilai penanaman Wawasan Kebangsaan bagi generasi muda sangat penting untuk menangkal proxy war. Wawasan Kebangsaan ini sangat penting untuk menumbuhkan toleransi dan kerukunan bersama.
Apalagi masyarakat Banjarnegara terdiri dari beragam suku bangsa dan agama. "Masyarakat yang majemuk ini saya ibaratkan pelangi. Begitu indahnya pelangi yang berwarna-warni. Mari kita jaga keindahan ini dengan membina kerukunan dalam bingkai NKRI dan Bhinika Tunggal Ika," pesannya. (drn/uje)