BANJARNEGARA - Sebanyak 81.039 anak di Kabupaten Banjarnegara mendapat imunisasi polio dalam kegiatan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) polio 2016 ini dilakukan serentak selama satu minggu dimulai selasa (8/3) lalu.
Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK), Puji Astuti mengatakan meski saat ini tidak lagi ditemukan kasus polio di Banjarnegara, namun imunisasi tetap harus dilakukan. Pasalnya, imunisasi ini mampu mencegah poliovirus atau sabin yang kerap kali menjangkiti anak-anak.
“Kami mengajak seluruh warga di Banjarnegara yang memiliki anak usia 0-59 bulan untuk mendatangi Pos PIN terdekat,” kata dia saat pelaksanaan PIN polio di Desa Bandingan, Sigaluh, Selasa (8/3) lalu.
Lebih lanjut, ia menegaskan masyarakat tidak perlu jauh-jauh ke rumah sakit atau puskesmas, tapi bisa ke posyandu, puskesmas pembantu, rumah sakit, unit pelayanan swasta, terminal, dan berbagai tempat lainnya. Puji menuturkan untuk pos pelayanan telah disediaklan sebanyak 1.279 pos pelayanan. “Nanti vaksin polio akan dilakukan langsung oleh tenaga kesehatan. Kami telah menyiapkan 940 tenaga kesehatan dalam PIN Polio 2016 ini,” kata dia.
Efi mengatakan vaksin polio yang digunakan dalam bentuk tetes, karena sangat aman dan sudah dipergunakan dalam program imunisasi rutin pada bayi di Indonesia sampai sekarang. “Kami telah meminta seluruh tenaga dan kader kesehatan melakukan upaya jemput bola. Jika ada anak yang belum datang ke pos pelayanan imunisasi, maka diharapkan tenaga dan kader kesehatan melakukan kunjungan ke rumah,” katanya
Sementara itu, Bupati Banjarneara Sutedjo Slamet Utomo pada kesempatan tersebut menambahkan sasaran pencanagan PIN Polio adalah untuk memberikan perlindungan kepada semua anak terhadap virus Polio. Saat ini, kata dia penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi itu masih terbatas. “Untuk itu pemerintah wajib mendukung sepenuhnya imunisasi yang akan diberikan bagi bayi dan balita, karena tujuan imunisasi adalah menurunkan kesakitan dan kematian akibat penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi,” ujarnya.
PIN Polio sendiri lanjut Sutedjo mempunyai makna yang kuat untuk menyiapkan generasi emas. Untuk itu semua pihak harus berperan mendukung program PIN.
“PIN itu Cuma dua tetes, tetapi konteksnya sangat luas dalam pembangunan daerah, melalui pelaksanaan PIN dapat meningkatkan ketahanan bagi kesehatan masyarakat,” tambahnya.(uje)