Banjir masih terus menggenangi rumah warga di Desa Klumprit Kecamatan Nusawungu. RAYKADIAH/RADARMAS
CILACAP-Banjir yang menerjang tujuh desa di Wilayah Kecamatan Nusawungu, dampaknya masih dirasakan warga. Banjir disebabkan tanggul Sungai Jambe dan Sungai Sibelis yang tidak berfungsi, sehingga mengalami pendangkalan dan menyebabkan luapan.
Kepala TU UPT BPBD Kroya, Edi Purwanto mengatakan tanggul yang menyebabkan banjir belum ditangani. Karena pihaknya harus berkoordinasi dengan dinas-dinas terkait untuk melakukan penanganan tersebut.
"Tadi sudah disurvei oleh dewan dan ternyata ditemukan drainase yang tersumbat sepanjang 50 meter di Jalan Veteran Nusawungu. Hal tersebut mengakibatkan air sulit mengalir," jelasnya.
Dia mengatakan, untuk mengatasi permasalahan tersebut, akan dilakukan normalisasi supaya air bisa mengalir dengan lancar. "Nanti akan kita lakukan normalisasi. Kita akan berkordinasi dengan BPBD Cilacap untuk mendiskusikan alat berat yang akan digunakan untuk normalisasi," kata Edi.
Hingga kemarin, banjir yang terjadi di wilayah tersebut masih belum surut. Meskipun secara keseluruhan air menyusut dibanding hari sebelumnya, namun masih terjadi genangan.
"Hanya sekitar lima sentimeter surutnya, juga luas wilayah yang terdampak banjir relatif masih sama dengan kemarin," ujar Edi.
Untuk melakukan aktivitas, warga di Desa Klumprit harus menggunakan bantuan perahu pisang atau perahu buatan.
Mereka menyebutnya getek. "Kita menggunakan getek untuk keluar dari rumah ke depan jalan. Untuk sementara kita masih bertahan, karena sudah biasa terjadi banjir seperti tahun lalu," ujar Mirin, warga Klumprit.
Meskipun begitu, warga berharap banjir bisa segera surut. Sebab air yang menggenangi wilayah tersebut dirasa membuat gatal di kulit. "Aktivitas serba susah, selain itu airnya gatal. Mungkin karena bercampur dengan sampah-sampah," kata dia. (ray/din)