Perempatan Pucung Rawan Kecelakaan

Jumat 11-08-2017,11:32 WIB

KROYA-Perempatan tidak simetris di Desa Pucung Kidul Kecamatan Kroya memerlukan tambahan rambu. Jika bukan lampu kedip maka perempatan yang berada dia jalur Kroya – Nusawungu tersebut harus ada garis kejutnya. Sebab perempatan tersebut menjadi titik rawan kecelakaan lalulintas. Hal itu terkait dengan tingginya angka kecelakaan di jalur Kroya – Nusawungu. Sebab banyak kendaraan yang melintas di perempatan tidak simetris tersebut kerap tidak mengontrol laju kendaraannya. “Setidaknya jika perempatan tersebut ada rambu tambahan maka kendaraan bisa lebih bisa terkontrol kecepatannya,”kata Rusmianto (45) salah seorang warga. Menurut dia, banyak kecelakaan lalu-lintas yang menyebabkan korbannya meninggal dunia atau luka parah. Hal itu karena selain memang jalannya sudah lebar dan lurus juga disejumlah titik perempatan atau pertigaan tidak ada rambu. “Sehingga banyak pengendara yang main gaspol dan tidak memperdulikan kendaraan baik yang berlawanan maupun yang searah,”ujar dia. Menurut dia, baru-baru ini juga terjadi jkecelakaan di loksi itu, Dia menilai, angka kecelakaan bisa dikurangi jika di perempatan tidak semiteris itu ada rambunya tambahannya. Dengan begitu, pengendara sudah bisa menguragi kecepatannya dan dapat mengontrol jika kendaraan di depanya akan berbelok. “Karena kecapatnnya tinggi terkadang ingin mendahului sebelum kendaraan di depannya berbelok. Ps perhitungan yang salah menyebabkan terjadinya kecelakaan,”kata dia. Warga lainny amengatakan, tambahan rambu di perempatan tidak simetris tersebut juga untuk mengurangi kecepatan pengendara. Minimal jika dari jauh ada rambu-rambu, maka laju kendaraan bisa terkontrol. “Bahkan kalau perlu disemua titik perempatan maupun pertigaan ada tambahan rambu supaya pengendara bisa mengontrol laju kendarannya,” Saebani (38) warga lainnya. Kepala Desa Pucung Kidul, Supriyanto mengakui, jalur Kroya – Nusawungu yang ada di Pucung Kidul kerap terjadi kecelakaan lalu-lintas. Menurut dia, penyebab paling tinggi karena human error, yakni ketidak hati-hatian pengendara sendiri. “Kalau akses jalannya sudah bagus dan lebar sehingga pengendarlah yang seharusnya mampu mengendalikan kendarannya,”kata dia. Apalagi jalur tersebut merupakan jalur yang ramai. Sebab bukan hanya pengguna dari luar, namun mobilitas masyarakat di sekitar juga tinggi. Karena itu, dia setuju jika di jalur tersebut utamanya di perempatan tidak simetris diberi tambahan rambu. (yan)

Tags :
Kategori :

Terkait