16 Penderita HIV/AIDS Meninggal

Senin 19-11-2018,00:45 WIB

Pekerja pabrik saat diperiksa sampel darah baru-baru ini. AMARULLAH NURCAHYO/RADARMAS PURBALINGGA - Sebanyak 43 orang di Kabupaten Purbalingga, meninggal karena kasus HIV/AIDS. Jumlah tersebut dalam kurun waktu tahun 2010-Oktober 2018. Orang yang meninggal berasal dari 318 kasus HIV/AIDS yang telah ditangani pemerintah. Pada tahun 2010-2017, ada 249 kasus. Dengan terdeteksi HIV sebanyak 198, AIDS ada 51, dan yang meninggal 27 orang. Sedangkan kasus hingga Oktober 2018, ada 69 kasus. Yang terdeteksi HIV sebanyak 41, AIDS sebanyak 28, sedangkan yang meninggal dunia ada 16 orang. Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS Daerah (KPAD) Purbalingga Heny Ruslanto mengatakan, catatan tersebut berdasarkan data temuan klinik Voluntary Counseling Test (VCT) di RSUD Goeteng Tarunadibrata. Ditambah data konsolidasi yang diperoleh dari hasil monitoring di puskesmas dan bidan desa. “Kami terus berupaya menekan angka perkembangan HIV/AIDS dengan berbagai langkah preventif. Mulai dari penyuluhan ke semua elemen masyarakat dan tokoh. Bahkan kami juga manyasar para pekerja pabrik. Ribuan pekerja sudah kami periksa darah,” tegasnya, Minggu (18/11). Tak kurang dari 1.430 orang pekerja pabrik sudah diperiksa. Namun hasil akan diberitahukan personal ke masing-masing nama. Sehingga semua privasi akan terjaga. Kemudian jika terbukti, maka akan dilakukan pendampingan. Ia menjelaskan, pencegahan HIV/AIDS menggunakan metode rapid test pengambilan sampel darah karyawan. Test memberi informasi atau deteksi dini secara cepat. Meski demikian, bagi yang dinyatakan reaktif atau positif pada test, belum tentu benar-benar terbukti terjangkit virus HIV. “Bagi yang dinyatakan reaktif, secara privasi akan kami sarankan mereka untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut. Yakni di Klinik VCT RSUD yang memiliki peralatan lebih lengkap. Bisa jadi memang positif terjangkit HIV, bisa saja negatif,” terangnya. (amr/sus)

Tags :
Kategori :

Terkait