CILACAP, RADARBANYUMAS.CO.ID – Dampak cuaca buruk di perairan selatan Jawa kian terasa. Gelombang tinggi yang sempat mencapai 4 meter menghantam keras Pelabuhan Perikanan Cilacap (PPC), menyebabkan belasan kapal nelayan karam dan rusak parah setelah saling membentur di area dermaga. Kerugian material ditaksir mencapai puluhan juta rupiah.
Peristiwa nahas ini terjadi pada Minggu (12/10/2025) malam hingga Senin (13/10/2025) dini hari, saat kapal-kapal tersebut tengah menambatkan diri.
Kuatnya hantaman ombak yang datang secara terus menerus membuat tali tambat putus dan kapal oleng tak terkendali. Beberapa kapal tampak hancur di bagian lambung dan buritan akibat terbanting kapal yang lain dan membentur kuat beton dermaga.
Surya (56), salah seorang nelayan setempat, mengatakan sebagian besar yang menjadi korban adalah kapal kecil.
BACA JUGA:Prakiraan Cuaca Cilacap, Hujan Sedang Hingga Lebat Diprediksi Terjadi Hingga Akhir Pekan
"Kebanyakan kapal yang terbanting beton dermaga adalah kapal 3 GT atau kapal kecil. Namun kerugian ditaksir puluhan juta, karena harga kapal kecil juga lumayan mahal," ujar Surya.
Hingga Selasa (14/10/2025) pagi, aktivitas melaut para nelayan terhenti total. Kondisi ombak yang masih tinggi, meskipun mulai menunjukkan penurunan, memaksa mereka fokus pada upaya evakuasi dan pengamanan sisa-sisa kapal yang masih bisa diselamatkan.
Terkait kondisi cuaca ke depan, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memberikan kabar baik bagi para nelayan.
Menurut Kepala Kelompok Kerja Pelayanan Data dan Diseminasi Informasi BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap, Teguh Wardoyo, cuaca di PPS Cilacap pada 14 Oktober hingga 16 Oktober akan cenderung menurun dibandingkan cuaca ekstrem pada Minggu (12/10/2025) malam.
"Meskipun cuaca cenderung menurun, kami tetap mengimbau masyarakat pesisir dan nelayan untuk selalu waspada dan memantau informasi cuaca resmi sebelum memutuskan untuk melaut," tutup Teguh.
Selain itu Teguh memperingatkan, bulan Oktober merupakan awal masuknya musim hujan, membuat wilayah pesisir selatan Jawa Tengah rentan terkena gelombang tinggi, dan banjir pesisir.
"Kami mengimbau nelayan dan masyarakat pesisir untuk sangat waspada. Ini adalah masa transisi menuju musim hujan penuh di mana potensi cuaca ekstrem, khususnya bencana hidrometeorologi seperti ini, sangat tinggi," tegas Teguh.
Ia meminta agar nelayan tidak memaksakan diri melaut dan selalu memantau informasi cuaca resmi. (rey)