CILACAP, RADARBANYUMAS.CO.ID – Menjelang Hari Raya Idul Adha 2025, Kabupaten Cilacap justru mengalami deflasi sebesar 0,66 persen pada bulan Mei 2025 (month-to-month).
Penurunan ini dipicu oleh turunnya harga komoditas utama seperti cabai dan bawang merah akibat panen raya, serta normalisasi tarif angkutan pasca Lebaran.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Cilacap, Suswandi menyebutkan, deflasi terjadi karena melimpahnya pasokan komoditas hortikultura di pasar.
"Panen cabai dan bawang merah berlangsung hampir merata di berbagai wilayah, sehingga stok melimpah dan harga turun cukup signifikan," jelasnya.
BACA JUGA:UMSK 2025 Tak Dapat Diusulkan, Bupati Cilacap : Optimis Penetapan Dilakukan Tahun Depan
Selain itu, lanjut Suswandi, tarif angkutan umum antarkota yang sempat naik selama momen Lebaran, telah kembali ke tarif normal, yang turut memberikan andil terhadap terjadinya deflasi bulan Mei.
Secara tahunan (year-on-year), inflasi Cilacap tercatat sebesar 1,52 persen, sedangkan secara tahun kalender (year-to-date) sebesar 0,76 persen.
"Angka ini menunjukkan kondisi harga yang relatif stabil, meskipun mendekati momen Iduladha yang biasanya ditandai dengan meningkatnya konsumsi masyarakat," jelasnya.
Berdasarkan catatan peristiwa ekonomi selama Mei 2025, beberapa faktor lain juga ikut memengaruhi tren harga, seperti membaiknya ekonomi global dan penguatan nilai dolar yang mendorong penurunan harga emas.
BACA JUGA:Videotron Cilacap Kembali Menyala Usai Perbaikan
Namun, komoditas tersebut tidak terlalu dominan dalam pembentukan angka inflasi lokal.
Sementara itu Suswandi mengatakan, geliat positif juga terlihat dari sektor pariwisata dan jasa akomodasi.
Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel berbintang di Cilacap meningkat hingga 8,81 persen pada April 2025 dibandingkan bulan sebelumnya. Kenaikan ini juga mencerminkan meningkatnya mobilitas dan aktivitas masyarakat pasca Lebaran.
"Dengan tren harga yang terkendali, pemkab dan instansi terkait kami harap tetap mewaspadai kemungkinan lonjakan permintaan jelang Idul Adha, terutama pada komoditas daging dan kebutuhan pokok lainnya," ujar Suswandi. (ray)