Hari Bumi juga menyoroti dampak psikologis dari krisis iklim terhadap generasi muda. Sebuah survei global mengungkapkan bahwa lebih dari 75 persen anak muda merasa masa depan mereka tampak mengerikan.
Perasaan sedih, cemas, dan tidak berdaya kini menjadi emosi umum yang dirasakan anak muda di seluruh dunia. Mereka kecewa karena merasa pemerintah gagal mengatasi krisis iklim secara serius.
Namun, dari kegelisahan itu muncul aksi nyata yang menginspirasi dunia. Greta Thunberg, remaja asal Swedia, memulai gerakan “Fridays for Future” yang kemudian mendunia. Pada 2024 lalu, ribuan anak muda ikut serta dalam Aksi Muda Jaga Iklim dengan berbagai kegiatan konservasi dan edukasi lingkungan.
Semangat Hari Bumi: Dari Aksi Kecil Menuju Perubahan Besar
Hari Bumi membuktikan bahwa satu aksi kecil bisa menggulirkan gelombang perubahan besar. Masyarakat yang sadar lingkungan kini tumbuh semakin kuat dan kreatif. Kampanye digital, gerakan menanam pohon massal, hingga pengembangan energi terbarukan jadi bagian dari semangat Hari Bumi.
BACA JUGA:Geo Dipa Energi Perkuat Sinergi dengan Pemkab Banjarnegara untuk Pengembangan Energi Panas Bumi
BACA JUGA:Kirab Hari Jadi Banjarnegara ke-454 Meriah, Ribuan Warga Berebut Gunungan Hasil Bumi
Generasi muda memegang peran penting dalam menjaga momentum gerakan ini. Kreativitas dan semangat mereka membawa napas segar dalam perjuangan menyelamatkan planet kita. Perubahan besar memang tidak bisa terjadi dalam semalam. Namun, dengan langkah-langkah kecil yang konsisten, kita bisa menyelamatkan bumi satu aksi demi satu aksi.
Hari Bumi bukan hanya tentang satu hari dalam setahun, tapi tentang komitmen sepanjang waktu. Komitmen untuk memilih gaya hidup berkelanjutan dan menjadikan bumi sebagai prioritas utama.