
Oleh karena itu, untuk memastikan keaslian, biasanya perlu dilengkapi dengan dokumen. Bukti pembelian emas selalu ada, dan jika dilampirkan, harganya tidak akan anjlok karena dianggap sah.
5. Emas Asli Meninggalkan Bekas Gigitan
Kamu pasti pernah melihat momen saat para atlet menggigit medali emasnya. Sebenarnya, ini dapat dijadikan referensi untuk mengecek keaslian emas.
BACA JUGA:Wisata Hidden Gem: Menjelajahi Pesona Museum Ullen Sentalu di Jogja
BACA JUGA:Gia’s Grange yang Menjadi Hidden Gem Café dan Wisata Viral di Bandung
Emas yang otentik, terutama yang memiliki kadar karat tinggi, memiliki permukaan yang lebih lunak.
Jika kamu menggigitnya, akan ada sedikit jejak yang tersisa. Menggigit koin emas adalah metode yang telah lama digunakan untuk mengidentifikasi keaslian emas. Namun, cara ini hanya berlaku untuk emas batangan atau koin.
Apabila diterapkan pada perhiasan, metode ini kurang efektif. Perhiasan yang telah didesain umumnya mengandung logam tambahan.
Hal ini menjadikan permukaan perhiasan tersebut lebih keras, sehingga tidak akan meninggalkan jejak saat digigit.
Oleh karena itu, untuk mengetahui apakah suatu perhiasan terbuat dari emas, sebaiknya gunakan metode tes magnet yang sudah dijelaskan sebelumnya.
6. Emas Asli Diukur dalam Karat
Emas yang asli diukur menggunakan satuan karat. Pengukuran ini dihitung berdasarkan proporsi emas dalam paduan 24 bagian. Misalnya, emas 18 karat berarti mengandung 18 bagian dari 24.
BACA JUGA:Cara Berwisata ke Pancuran Pitu Baturraden dengan Trans Banyumas, ini Kisaran Biayanya
BACA JUGA:Tarif Wisata Taman Botani Baturraden Murah Meriah Hanya Rp15 Ribu, Ada Banyak Spot Foto Menarik!
Sementara itu, emas 70 mengacu pada kandungan 17 karat. Nilai tertinggi emas murni adalah 24 karat, dengan kadar 99,9 persen sterling. Nilai tersebut menjadi patokan bagi konsumen dalam melakukan pembelian logam mulia.
Ini berarti semakin kecil nilai karatnya, semakin banyak logam lain yang dicampurkan. Logam yang biasa dicampurkan dengan emas termasuk nikel, tembaga, dan seng.
