BANYUMAS, RADARBANYUMAS.CO.ID - Kondisi rumah Mulyono (70) warga Desa Kemiri Kecamatan Sumpiuh nyaris ambruk. Bangunan non permanen itu tidak layak huni.
Namun demikian, warga RT 5 RW 3 itu tetap menempati rumah yang ketika hujan hampir seluruh atapnya bocor. Rumah pada malam hari juga digunakan untuk mengaji anak-anak lingkungan sekitar.
"Sudah mengajukan usulan bedah rumah berulang kali. Dari dinas kabupaten, PMI, BPBD juga pernah datang untuk meninjau," kata Mulyono, Jum'at (17/1/2025).
Bangunan rumah telah lapuk dimakan usia sangat memperihatinkan. Ketika memasuki musim penghujan pada 2024 kemarin, atap pernah menjadi terdampak angin kencang.
Rusak berat berada di bagian selatan rumah. Saka atau tiang keropos. Dinding terlepas. Banyak bambu digunakan untuk menyangga. Upaya darurat agar tidak roboh.
"Masih berharap ada bantuan bedah rumah," sambung Mulyono.
Diperkirakan kerusakan rumah sudah lebih dari 90 persen. Terkahir ada perbaikan pada bagian atap pada 2008 silam. Lantaran terkendala faktor ekonomi, Mulyono belum mampu merehab sendiri sampai sekarang.
Terpisah, Camat Sumpiuh Ahmad Suryanto membenarkan jika dari dinas kabupaten dan pihak terkait termasuk dirinya pernah datang ke rumah Mulyono yang tidak layak huni. Juga, sudah diusulkan untuk bedah rumah.
Ahmad mencontohkan di akhir tahun anggaran 2024, proposal usulan bedah rumah Mulyono ke corporate social responsibily (CSR) tidak terealisasi. Namun demikian, pihaknya akan terus mengupayakan.
"Di anggaran 2025 ini diajukan usulan lagi ke Dinperkim untuk bedah rumah bapak Mulyono. Kita kawal terus," jelas Ahmad. (fij)