Hendra (39), salah satu warga terdampak, menceritakan bahwa air mulai masuk ke rumahnya dengan cepat setelah waktu magrib.
"Saya pikir hujan seperti biasa, tidak sampai meluap. Tapi sebelum isya, air langsung masuk ke rumah, cepat sekali. Di dalam rumah tingginya sampai sepaha," katanya.
BACA JUGA:Drainase Perkotaan Dikaji Ulang, Termasuk Genangan di Jalan S Parman Purwokerto
BACA JUGA:Genangan di Tugu Gada Rujak Polo Akan Ditangani
Meski berhasil menyelamatkan kulkas dan beberapa barang penting, Hendra mengaku masih khawatir karena hujan gerimis belum berhenti.
Di tempat lain, luapan Sungai Putih (Kaliputih) juga sempat menggenangi empat rumah di RT 3 RW 3, Kelurahan Berkoh, 100 meter dari kantor BPBD Banyumas. Siswanto, salah satu warga terdampak, mengungkapkan bahwa banjir kali ini adalah yang terparah sepanjang hidupnya.
"Biasanya air hanya sampai jalan, tapi kali ini masuk ke rumah. Ketinggian air mencapai satu meter, dan banyak barang yang rusak, termasuk kasur, sofa, dan surat-surat penting," ujar Siswanto.
Akibatnya, ia dan keluarganya memilih mengungsi ke rumah tetangga untuk sementara waktu.
BACA JUGA:Hujan Turun, Genangan Air Mulai Datang
BACA JUGA:Hujan Sehari, Genangan Bermunculan Purwokerto
Tidak hanya merendam rumah, derasnya aliran air juga menghancurkan tembok pemakaman di dekat Sungai Putih. Priyono, warga yang telah tinggal di kawasan tersebut sejak 1989, menyebut banjir datang secara tiba-tiba.
"Hujan mulai turun jam 5 sore, dan tak lama kemudian air sungai langsung meluap dan terus membesar," katanya.
Terpisah, warga perumahan Karang Asri, Karangrau, Sokaraja yang juga terdampak banjir luapan, Arif mengatakan, hujan berlangsung dari sekitar pukul 17:00, hingga maghrib belum berhenti, dan tidak lama kemudian air sungai dibelakang komplek perumahannya meluap hingga masuk rumah.
"Sejak saya tinggal disini 2020 lalu, banjir dua kali, 2021 dan sekarang dan ini lebih parah dari 2021 lalu. Ketinggian air bervariasi, paling dalam hingga 100 cm," katanya melalui telfon.