Pusat Bahasa Mandarin Pertama di Indonesia Resmi Dibuka di Purwokerto

Rabu 08-01-2025,15:34 WIB
Reporter : Dimas Prabowo
Editor : Ali Ibrahim

PURWOKERTO, RADARBANYUMAS.CO.ID – Sekolah 3 Bahasa Putera Harapan (Puhua School) Purwokerto resmi menjadi rumah bagi Pusat Bahasa Mandarin pertama di Indonesia. Inisiatif ini bertujuan tidak hanya untuk pengajaran bahasa, tetapi juga untuk mempererat hubungan budaya antara Indonesia dan Tiongkok.

Pusat Bahasa Mandarin ini dibentuk melalui kerja sama dengan China’s International Education Foundation serta didukung oleh Boarding Highschool Education Group dan Baoding University Tiongkok. 

Ketua Yayasan Putera Harapan Banyumas, Yudi Sutanto, menyampaikan harapannya agar pusat ini menjadi penghubung penting antara kedua negara.

“Dengan kerja sama ini, kami berharap dapat menciptakan generasi yang tidak hanya cakap dalam berbahasa, tetapi juga memiliki pemahaman budaya yang luas sehingga mampu menjadi jembatan antara Indonesia dan Tiongkok,” ujar Yudi Sutanto.

BACA JUGA:Puhua Olympic Games (Pog) 2024, “Puhua All Stars Games On”

BACA JUGA:Puhua Gelar Kompetisi Jembatan Bahasa dan Budaya Mandarin Chinese Bridge (Han Yu Qiao) 2024 se-Jawa Tengah

Selain sebagai pusat pembelajaran bahasa, lembaga ini juga berfungsi sebagai wadah pelatihan bagi para guru bahasa Mandarin dengan sertifikat kualifikasi nasional. Fokus lainnya adalah membentuk tenaga profesional dan penerjemah untuk menjawab kebutuhan tenaga kerja global.

Penjabat (Pj) Bupati Banyumas, Iwanuddin Iskandar, turut menyambut baik kehadiran Pusat Bahasa Mandarin di wilayahnya. 

“Di era globalisasi saat ini, investasi dari Tiongkok di Indonesia semakin tinggi. Kebutuhan akan tenaga kerja yang fasih berbahasa Mandarin sangat diperlukan. Kehadiran pusat ini diharapkan memberikan manfaat besar bagi masyarakat Banyumas,” katanya.

Dukungan juga datang dari Konjen RRT (Republik Rakyat Tiongkok) di Surabaya, Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI di Beijing, serta Pemerintah Daerah Kabupaten Banyumas.

Acara peresmian turut dihadiri oleh Novi Basuki, Ph.D., seorang Santri Diplomat Kultural yang memiliki pengalaman belasan tahun belajar di Tiongkok. Ia juga sempat berbagi cerita tentang bagaimana ia tetap memegang identitas Indonesia saat belajar di negara tersebut.

“Saya tetap salat, memakai batik, dan tetap menjadi orang Indonesia. Bahasa Mandarin erat kaitannya dengan Konfusius, yang mengajarkan nilai-nilai seperti welas asih, kebenaran, dan sopan santun. Ini sama seperti akhlakul karimah dalam Islam,” jelas Novi.

Ia menambahkan bahwa nilai-nilai tersebut dapat menjadi inspirasi bagi generasi muda Indonesia menuju Generasi Emas 2045. 

“Kita dapat mengambil saripati terbaik dari setiap negara untuk membangun masa depan bangsa,” tambahnya.

Pusat Bahasa Mandarin di Puhua akan menjadi badan konsultan bagi pengusaha Tiongkok yang ingin belajar bahasa Indonesia, sekaligus memperkuat pembangunan sumber daya manusia dan ekonomi di Jawa Tengah bagian barat.

Kategori :