Mau Panen Padi, Biaya Operasional Petani Bengkak

Mau Panen Padi, Biaya Operasional Petani Bengkak

Purwaji dibantu tetangga memasang jaring untuk melindungi padi dari serangan burung, Jum'at (2/12). -Fijri/Radarmas---

BANYUMAS-Serangan hama burung pada tanaman padi mengakibatkan pembengkakan biaya operasional petani. Guna menyelamatkan padi dari gagal panen.

Petani di Kelurahan Sumpiuh Kecamatan Sumpiuh Purwaji menceritakan telah merogoh kocek lebih dari Rp 2 juta hanya untuk mengatasi hama burung.

Rombongan burung disebut Purwaji tidak lagi mempan ketika hanya ditakuti dengan bebunyian. Justru burung yang datang bertambah semakin banyak.

Purwaji juga sudah menjajal mengaplikasikan obat pembasmi burung di sawahnya. Hasilnya, nihil karena tanaman padi tetap diserbu burung.

BACA JUGA:BRI Fokus Pada Isu Inklusi Keuangan, Menteri BUMN Erick Thohir Apresiasi Peran BUMN Sukseskan Presidensi G-20

"Sudah berbagai cara dilakukan untuk mengusir hama burung. Sekarang dicoba menggunakan jaring. Padi bisa habis kalau diserang burung terus-menerus. Padahal sudah keluar banyak biaya," papar Purwaji.

Jaring dibentangkan agar menutup tanaman padi. Tentu saja Purwaji tidak bisa sendiri. Sehingga, membayar orang untuk membantu yang berarti menambah biaya operasional.

Petani berusaha tanam padi lebih awal pada musim tanam satu penghujan. Pertimbangannya nanti bakal memperoleh harga gabah tinggi.

Ternyata, upaya petani tanam padi lebih awal mengalami banyak kendala. Selain serangan hama burung. Sebelumnya, terjangkit sundep dan walang sangit.

"Nanti kalau padi selamat dari burung dan panen. Jual gabah empat kuintal terhitung untuk menutup biaya operasional membeli jaring dan lain-lain. Belum hitungan biaya dari awal. Sulitnya jadi petani," tutup Purwaji.

Oleh karena itu, petani meminta solusi kepada dinas terkait dalam mengatasi serangan hama burung. Sehingga, kerugian petani dapat ditekan. (fij)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: