Banner v.2

Pemkab Cilacap Bergerak Cepat, 53 Korban Banjir Aceh Dipulangkan

Pemkab Cilacap Bergerak Cepat, 53 Korban Banjir Aceh Dipulangkan

Kepala Dinsos PPA Cilacap sebagai kepanjangan tangan Pemkab Cilacap serahkan bantuan pada korban banjir Aceh yang berasal dari Kabupaten Cilacap.-Moch. Ichlas Riyanto untuk Radarmas-

CILACAP, RADARBANYUMAS.CO.IDPemerintah Kabupaten Cilacap menjemput dan memulangkan 53 warga asal Cilacap yang menjadi korban bencana banjir di Aceh.

Rombongan warga tiba di Pendopo Kecamatan Majenang, Minggu (21/12/2025) dini hari, setelah menempuh perjalanan panjang dari wilayah terdampak bencana.

Kepala Dinas Sosial Kabupaten Cilacap, dr. Moch Ichlas Riyanto mengatakan, Pemkab Cilacap langsung bergerak cepat setelah menerima informasi adanya warga terdampak banjir di Aceh.

"Kami segera berkoordinasi dan membentuk tim khusus yang melibatkan BPBD, Baznas, Satpol PP, serta para camat dari wilayah asal warga," ujarnya, Senin (22/12/2025).

BACA JUGA:Pemkab Beserta DPRD Sahkan Perda APBD 2026 Alokasi Pendidikan, Kesehatan, dan Infrastruktur Jadi Prioritas

Ia menyebutkan, 53 warga berasal dari empat kecamatan. Yakni Majenang, Wanareja, Cimanggu, dan Cipari. Seluruhnya telah diserahterimakan secara resmi oleh pemerintah pusat di Jakarta sebelum dipulangkan ke daerah masing-masing.

Menurut dr. Ichlas, secara umum kondisi kesehatan para warga dalam keadaan baik, meski sebagian besar mengalami kelelahan akibat perjalanan panjang dan masa tunggu di penampungan.

"Alhamdulillah kondisi kesehatan mereka bagus. Hanya kelelahan fisik karena perjalanan dan menunggu jadwal kepulangan," lanjutnya. 

Ia menambahkan, proses pemulangan berjalan lancar tanpa kendala berarti, meski sempat dipengaruhi faktor cuaca.

BACA JUGA:PAD Tembus 95 Persen, Pemkab Cilacap Genjot OPD Kejar Target Akhir Tahun

"Kami bersyukur seluruh warga bisa kembali dengan selamat. Ini menjadi tanggung jawab bersama untuk memastikan mereka kembali ke keluarga masing-masing dengan aman," tandasnya. 

Sementara itu, salah satu korban banjir, Maryono, warga Kecamatan Cipari, menceritakan pengalamannya bertahan hidup di tengah bencana.

Ia bersama istri dan rekan-rekannya sempat terjebak banjir dan longsor saat berada di pondok di tengah hutan, tempat mereka biasa beristirahat usai menyadap getah pinus.

"Hujan sangat deras malam itu. Pondok kami rusak, banjir dan longsor datang bersamaan," kata Maryono.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: