Banner v.2
Banner v.1

Gerakan Tanah Meluas di Padangjaya, 89 Rumah Rusak dan Warga Mengungsi

Gerakan Tanah Meluas di Padangjaya, 89 Rumah Rusak dan Warga Mengungsi

Salah satu rumah terdampak tanah bergerak di Desa Padangjaya Kecamatan Majenang.-BPBD untuk Radarmas-

CILACAP, RADARBANYUMAS.CO.IDGerakan tanah kembali terjadi di Desa Padangjaya, Kecamatan Majenang, setelah hujan lebat dengan intensitas tinggi memicu pergerakan lereng pada 11 - 15 November 2025. BPBD Kabupaten Cilacap mencatat kerusakan makin meluas di dua dusun, yakni Jatimulya dan Jatiluhur.

Kabid Logistik dan Kedaruratan BPBD Cilacap, Budy Setyawan mengatakan, daerah Padangjaya merupakan zona gerakan tanah aktif tipe lambat berdasarkan kajian PVMBG. Pergerakan tanah di wilayah ini tercatat telah berulang sejak 2017, kemudian 2023, hingga kejadian terbaru tahun ini.

"Pada 2023 ada 23 rumah terdampak. Dengan kejadian susulan November 2025, jumlah rumah rusak meningkat menjadi 89 unit, mulai dari rusak ringan hingga rusak berat," ujarnya, Rabu (10/12/2025).

Selain pemukiman, sejumlah infrastruktur juga terdampak. Beberapa ruas jalan kabupaten dan jalan lingkungan mengalami amblas.

BACA JUGA:Potensi Siklon Tropis Diperkirakan hingga Februari 2026, 49 Ribu Warga Dilatih Kesiapsiagaan Hadapi Bencana

Turap penguat tebing pada kawasan huntap sepanjang 20 meter dengan tinggi 2 meter ambrol dan mengenai rumah warga, serta mengancam bangunan huntap di atasnya. Satu mushola dan fasilitas pendidikan RA Asidiq turut terdampak.

Untuk penanganan awal BPBD bersama pemerintah desa telah melakukan pengecekan lapangan, pendataan, serta menyalurkan bantuan awal.

Posko bencana dibuka di desa dan sebagian warga memilih mengungsi karena pergerakan tanah masih berlangsung.

"Sebanyak 84 paket sembako telah dibagikan kepada warga terdampak melalui posko utama," lanjutnya. 

BACA JUGA:Cilacap Sering Disebut Supermarket Bencana, Tingkat Kerawanan Cukup Tinggi

Budy menambahkan sejumlah kebutuhan mendesak harus segera ditangani, antara lain kajian geologi pada titik gerakan tanah baru, penyediaan lokasi pengungsian atau huntara.

Kemudian dukungan logistik permakanan, penanganan turap dengan bronjong dan kantong sandbag, bantuan bahan rumah (BBR), serta percepatan pengadaan lahan relokasi dan pembangunan huntara maupun huntap.

"Masyarakat diimbau tetap waspada karena potensi pergerakan tanah masih ada, terutama di titik-titik rawan," pungkasnya. (jul) 

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: