Ratusan Desa di Cilacap Rawan Bencana, Warga Diminta Waspada Bencana Berulang
Bencana banjir di wilayah Kabupaten Cilacap beberapa waktu lalu dilihat dari atas.-Budi untuk Radarmas-
CILACAP, RADARBANYUMAS.CO.ID - Kabupaten Cilacap bukan hanya dikenal sebagai wilayah pesisir strategis, tetapi juga sebagai daerah dengan tingkat kerawanan bencana alam yang tinggi.
Setidaknya terdapat 21 kecamatan dan 124 desa/kelurahan yang masuk dalam kategori rawan banjir. Tak hanya itu, potensi tanah longsor dan tsunami juga terus menjadi perhatian serius.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Cilacap, Budi Setiawan, menyebutkan bahwa pemetaan wilayah rawan bencana dilakukan untuk memperkuat kesiapsiagaan, terutama menjelang puncak musim hujan dan perubahan cuaca ekstrem yang makin tidak terprediksi.
"Wilayah-wilayah seperti Kesugihan, Adipala, dan Gandrungmangu masuk kategori tinggi untuk banjir. Bahkan, totalnya ada lebih dari 120 desa yang berisiko banjir setiap tahunnya," ujar Budi.
BACA JUGA:Penanganan Bencana Belum Terintegrasi serta Optimal, Ini Langkah BPBD Cilacap
Wilayah dengan risiko banjir tersebar luas dari utara ke selatan, termasuk daerah padat seperti Cilacap Tengah, Cilacap Selatan, dan Kampung Laut. Banjir tahunan yang melanda kawasan ini biasanya disebabkan oleh meluapnya sungai, intensitas hujan tinggi, dan buruknya drainase lingkungan.
Selain banjir, lanjut Budi, ancaman tanah longsor juga menghantui. Terdapat 12 kecamatan dan 87 desa yang rawan longsor, terutama di kawasan perbukitan dan wilayah utara seperti Jeruklegi, Dayeuhluhur, dan Majenang.
"Longsor sering terjadi secara tiba-tiba, apalagi di desa-desa yang berada di lereng perbukitan. Kami rutin lakukan patroli lapangan, edukasi, dan pemasangan rambu peringatan dini," kata Budi.
Yang juga tak bisa diabaikan adalah potensi tsunami. BPBD mencatat ada 10 kecamatan dan 55 desa/kelurahan yang berisiko terdampak tsunami, terutama di wilayah pesisir seperti Patimuan, Kampung Laut, Cilacap Selatan, hingga Nusawungu.
BACA JUGA:Desa Jetis Rencanakan Pembangunan Shelter Tsunami untuk Mitigasi Bencana
"Cilacap berada di garis pantai selatan yang berbatasan langsung dengan Samudra Hindia. Risiko tsunami selalu ada, dan kita sudah siapkan jalur evakuasi, titik kumpul, dan rutin lakukan simulasi," jelas Budi.
Budi mengatakan, pihaknya mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan, terutama saat terjadi hujan lebat yang berlangsung lebih dari dua jam, atau saat terjadi gempa yang dirasakan kuat di wilayah pesisir.
"Kesadaran dan kesiapsiagaan masyarakat adalah kunci utama. Kami tidak bisa bekerja sendiri, butuh partisipasi aktif semua pihak," tegas Budi.
Ditambahkan, langkah mitigasi terus dilakukan, mulai dari penyediaan logistik bencana, pelatihan relawan, hingga pemasangan sistem peringatan dini.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:


