Penanganan Bencana Belum Terintegrasi serta Optimal, Ini Langkah BPBD Cilacap
Bupati Cilacap Syamsul Aulia Rachman saat meninjau peralatan milik BPBD serta lembaga terkait untuk kesiapsiagaan menghadapi bencana.-JULIUS/RADARMAS-
CILACAP, RADARBANYUMAS.CO.ID – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cilacap meluncurkan program inovatif bernama "Si Gula Kopi" sebagai upaya memperkuat sinergi dan optimalisasi penanganan bencana di wilayah setempat.
Kepala BPBD Cilacap, Bayu Prahara, menjelaskan bahwa "Si Gula Kopi" merupakan akronim sekaligus filosofi, di mana gula dan kopi berada dalam satu cangkir sebagai simbol dari integrasi berbagai elemen penanggulangan bencana.
"Cangkir itu adalah BPBD, dan gula serta kopi adalah instansi atau lembaga terkait yang harus bersatu dan saling melengkapi dalam upaya penanganan bencana," ujar Bayu, Selasa (15/7/2025).
Selama ini, menurut Bayu, penanganan bencana di Kabupaten Cilacap masih dilakukan berdasarkan klaster masing-masing, seperti sosial, kesehatan, logistik, dan lainnya. Kondisi tersebut dinilai belum sepenuhnya efisien dalam merespons bencana secara komprehensif.
BACA JUGA:BPBD Antisipasi Bencana dengan Intensifikasi Sosialisasi dan Mitigasi Bencana
“Dengan adanya Program Si Gula Kopi, kami ingin memastikan seluruh klaster bisa bergerak dalam satu sistem yang terintegrasi. Sehingga respon kebencanaan bisa lebih cepat, efektif, dan maksimal," tandasnya.
Bayu menambahkan, program ini melibatkan unsur Penthahelix, yakni kolaborasi lima elemen penting seperti pemerintah, masyarakat, akademisi, dunia usaha, dan media massa. Media massa memiliki peran penting sebagai penyampai informasi.
"Penyebaran informasi melalui media menjadi bagian vital dari sistem peringatan dini dan edukasi publik soal kebencanaan, melalui Si Gula Kopi kita akan kedepankan kordinasi kedalam terkait penangana bencana dengan BPBD sebagai leading sektor, " tambahnya.
BPBD Cilacap berharap dengan pendekatan ini, kesadaran dan kesiapsiagaan masyarakat terhadap bencana akan semakin meningkat, serta kolaborasi lintas sektor akan memperkuat kapasitas daerah dalam menghadapi risiko bencana.
"Harapannya, melalui program ini penanganan bencana khususnya di wilayah Kabupaten Cilacap menjadi lebih terintegrasi sehingga penanganan dapat maksimal," pungkas Bayu. (jul)
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:


