Banner v.2
Banner v.1

Danantara Teken MoU dengan JBIC, Jalan RI Menuju Ekonomi Hijau Kian Terbuka

Danantara Teken MoU dengan JBIC, Jalan RI Menuju Ekonomi Hijau Kian Terbuka

GAMBAR EKONOMI HIJAU--

RADARBANYUMAS.CO.ID - Pemerintah Indonesia terus memperkuat komitmen dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan melalui proyek ekonomi hijau. Salah satu langkah strategis terbaru adalah kerja sama dengan Japan Bank for International Cooperation (JBIC) untuk mendanai proyek-proyek ramah lingkungan di berbagai sektor prioritas.

Kolaborasi ini menekankan pentingnya transisi energi dan pengurangan emisi karbon dalam mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Dana investasi hijau dari JBIC akan difokuskan pada sektor energi terbarukan, transportasi ramah lingkungan, dan pengelolaan limbah yang efisien.

Menurut laporan resmi, pembiayaan ini sejalan dengan agenda ekonomi hijau Indonesia yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN). Proyek-proyek yang akan didanai antara lain pembangkit listrik tenaga surya, ekosistem kendaraan listrik, serta konservasi hutan dan karbon biru.

Pemerintah menyambut positif dukungan JBIC yang juga menargetkan pelaku industri dan UMKM agar bisa bertransformasi menuju ekonomi rendah karbon. Melalui skema pendanaan berkelanjutan, proyek ini juga diharapkan menciptakan lapangan kerja hijau di berbagai wilayah Indonesia.

BACA JUGA:Perkuat Ekonomi Kerakyatan, BRI Berdayakan 41 ribu Klaster Usaha melalui Pembiayaan dan Literasi Keuangan

BACA JUGA:Ketua DPRD Jateng: Potensi Perikanan Air Tawar di Kabupaten Magelang Tingkatkan Perekonomian

Fokus pada Transisi Energi dan Ketahanan Iklim

Kerja sama JBIC dengan lembaga keuangan nasional seperti PT SMI dan BUMN strategis akan mempercepat pembangunan infrastruktur hijau. Selain pembiayaan, JBIC juga akan memberikan bantuan teknis dan transfer teknologi untuk memperkuat kapasitas nasional dalam proyek berkelanjutan.

Proyek ini menjadi bagian dari strategi makro Indonesia dalam mencapai target Net Zero Emission pada 2060. Dengan investasi hijau, Indonesia berharap dapat menurunkan ketergantungan pada energi fosil dan mempercepat elektrifikasi sektor transportasi.

Menteri Keuangan Sri Mulyani menekankan bahwa kerja sama ini merupakan langkah konkret dalam mendorong pertumbuhan ekonomi hijau tanpa mengorbankan stabilitas fiskal. Pemerintah juga terus memperkuat instrumen pembiayaan inovatif seperti green bond dan blended finance untuk mendukung agenda hijau nasional.

BACA JUGA:Mitsubishi Xpander Hybrid, Pilihan Mobil Keluarga Modern dengan Efisiensi Tinggi dan Harga Ekonomis

BACA JUGA:DPRD Minta Pertumbuhan Ekonomi Banyumas Tahun 2026 Diatas 5 Persen

Dampak Ekonomi Hijau Terhadap Perekonomian Nasional

Ekonomi hijau bukan hanya soal lingkungan, tapi juga menciptakan peluang ekonomi baru di era transisi global. Dari sisi makroekonomi, proyek hijau mampu mendorong produktivitas, meningkatkan daya saing ekspor, dan memperkuat ketahanan ekonomi nasional di tengah tantangan iklim.

Bagi sektor UMKM, insentif dalam proyek ekonomi hijau membuka peluang untuk terlibat dalam rantai pasok berkelanjutan. Pemerintah juga mendorong pelatihan dan pendampingan agar pelaku usaha kecil menengah bisa beradaptasi dengan tuntutan ekonomi hijau global.

Dengan keterlibatan berbagai pemangku kepentingan dan dukungan pembiayaan internasional seperti dari JBIC, Indonesia berada di jalur yang tepat menuju pembangunan rendah karbon. Dalam jangka panjang, inisiatif ini diharapkan menjadi motor penggerak pertumbuhan ekonomi hijau Indonesia yang inklusif dan tangguh.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: