Skema Sewa vs Beli Putus Baterai Mobil Listrik: Mana yang Lebih Untung?
Sebelum Polytron, pabrikan Vinfast asal Vietnam juga menawarkan opsi sewa dan include baterai dalam penjualan mobil listriknya--
RADARBANYUMAS.CO.ID - Polytron, perusahaan elektronik lokal yang telah berkiprah selama 50 tahun di Indonesia, secara resmi meluncurkan dua mobil listrik pertamanya: G3 dan G3+.
Ini menjadi tonggak penting dalam transisi mereka dari produsen elektronik ke pelaku industri otomotif berbasis energi ramah lingkungan.
Tak hanya sekadar meluncurkan mobil listrik, Polytron juga menghadirkan inovasi skema kepemilikan baterai yang fleksibel—antara sewa dan beli putus.
Kedua skema ini cukup menarik perhatian publik, terutama calon pembeli yang baru pertama kali ingin mencoba mobil listrik.
BACA JUGA:Hati-hati, Ini Realita Jarak Tempuh Baterai Mobil Listrik
BACA JUGA:Lama Umur Pemakaian Baterai Mobil Listrik Sebelum Harus Diganti
Karena baterai adalah komponen termahal dan paling krusial, keputusan untuk menyewa atau membeli menjadi sangat strategis. Lalu, skema mana yang paling menguntungkan?
Apa Itu Skema Sewa Baterai?
Dalam skema sewa baterai, konsumen membeli mobil tanpa membayar harga baterainya secara langsung.
Sebagai gantinya, mereka menyewa baterai dengan biaya bulanan tetap. Misalnya, pada Polytron G3, mobil dijual seharga Rp 299 juta dengan biaya langganan baterai Rp 1,2 juta per bulan untuk pemakaian hingga 800 km. Jika konsumen memilih untuk membeli baterainya, harga total menjadi Rp 419 juta.
Model serupa juga diterapkan oleh beberapa brand internasional, seperti VinFast asal Vietnam dan NIO dari Tiongkok.
BACA JUGA:Tips dan Trik Agar Daya Tahan Baterai Mobil Listrik Awet dan Tahan Lama
BACA JUGA:Apa Fungsi dari Filter Baterai Mobil Listrik? Ini Jawabannya
Tujuannya serupa: menekan harga jual awal kendaraan agar lebih terjangkau dan mereduksi kekhawatiran konsumen terhadap baterai jangka panjang.
Kelebihan Skema Sewa Baterai
1. Harga Mobil Lebih Terjangkau
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:


