Konservasi Mangrove Sida Asih Dongkrak Ekonomi Warga Kutawaru
Hutan mangrove di kawasan Kelurahan Kutawaru.-RYNALDI FAJAR/RADARMAS-
CILACAP, RADARBANYUMAS.CO.ID - Kelompok Sida Asih di Kelurahan Kutawaru, berhasil mengubah kawasan pesisir Segara Anakan yang kritis menjadi pusat edukasi dan ekowisata mangrove yang maju. Keberhasilan ini tidak hanya berdampak positif pada lingkungan, tetapi juga secara signifikan meningkatkan perekonomian masyarakat setempat.
Kisah sukses ini berawal dari inisiatif mandiri mendiang Kartosaryan, ayah dari Ketua Kelompok Sida Asih saat ini, Naswan. Sejak tahun 1990-an, ia mulai menanam mangrove untuk mengatasi abrasi parah yang mengancam pesisir.
Upaya ini kemudian dilanjutkan dan dikembangkan oleh Kelompok Sida Asih yang resmi dibentuk pada tahun 2016. Saat ini, kelompok tersebut beranggotakan 32 orang, terdiri dari 15 laki-laki dan 17 perempuan.
"Alhamdulillah, berkat dukungan berbagai pihak, termasuk CSR PT Patra Niaga Integrated Terminal Cilacap, pembinaan yayasan, dan Dinas Kehutanan, kegiatan ini berkembang pesat," ujar Naswan.
BACA JUGA:Cilacap Kuatkan Benteng Pesisir Lewat Rehabilitasi Mangrove
Kelompok Sida Asih mengelola Kawasan Konservasi Mangrove Jagapati (Simanja) seluas 2 hektar, yang menjadi daya tarik utama bagi wisatawan dan peneliti.
Di area ini, mereka menanam berbagai jenis mangrove seperti Rhizophora mucronata, Rhizophora apiculata, Bruguiera, dan Ceriops. Selain itu, kelompok ini juga mengelola lahan konservasi lain seluas 45 hektare yang dikerjakan bersama perusahaan melalui program tanggung jawab sosial.
Hasil dari upaya konservasi ini sangat signifikan. Menurut Naswan, ekosistem pesisir yang dulunya mati kini kembali hidup.
"Dulu burung, kepiting, ikan hampir tidak ada. Sekarang bukan hanya kepiting, burung pun banyak dan bahkan jinak di sini," jelasnya.
BACA JUGA:176.340 Mangrove Akan Ditanam di Cilacap Tahun Ini
Secara ilmiah, setiap hektar mangrove mampu menyerap sekitar 4.500 ton karbon dioksida, menunjukkan peran pentingnya dalam mitigasi perubahan iklim.
Secara ekonomi, konservasi mangrove ini juga memberikan dampak nyata. Kegiatan ini membuka peluang baru bagi warga, yang mayoritas adalah petani dan nelayan musiman, untuk mendapatkan penghasilan alternatif.
Inisiatif Sida Asih tidak hanya menjaga kelestarian alam, tetapi juga membangun kemandirian ekonomi masyarakat, membuktikan bahwa konservasi lingkungan dan kesejahteraan sosial dapat berjalan beriringan. (rey)
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:

