Banner v.2

Hari Ketujuh Pencarian, Suratno Kehilangan 11 Anggota Keluarga dalam Longsor Pandanarum

Hari Ketujuh Pencarian, Suratno Kehilangan 11 Anggota Keluarga dalam Longsor Pandanarum

Suasana Tim Sar saat pencarian korban yang hilang pasca terjadinya longsor.-Pujud Andriastanto/Radar Banyumas-

BANJARNEGARA, RADARBANYUMAS.CO.ID - Duka mendalam menyelimuti Desa Pandanarum, Kecamatan Pandanarum, Banjarnegara.

Suratno (60), warga Dukuh Tegalsari, menjadi salah satu penyintas yang harus menanggung kehilangan terbesar dalam bencana longsor besar yang terjadi Minggu (16/11/2025). Sebanyak 11 anggota keluarganya menjadi korban dalam peristiwa tersebut.

Ia mengungkap bahwa enam korban merupakan keluarga adiknya terdiri dari adik kandung, istri, anak, menantu, cucu, serta seorang nenek. Sementara lima lainnya adalah keluarga kakaknya yang tinggal di rumah berbeda namun masih satu kawasan.

“Rinciannya adik kandung, istrinya, anaknya satu, menantu, cucunya satu, sama nenek. Itu enam. Terus kakak saya juga kena, lima orang,” tuturnya saat ditemui, Sabtu (22/11/2025).

BACA JUGA:Hari Ketujuh Pencarian, Dua Korban Longsor Situkung Banjarnegara Kembali Ditemukan di Sektor B

Sejak hari pertama operasi pencarian, Suratno mengaku tidak sanggup melihat langsung kondisi lokasi bencana. Ia memilih berdiam diri di sebuah surau kecil yang selamat dari longsor meski mengalami kerusakan.

“Saya nggak berani. Baru hari ini saya datang. Dari kemarin-kemarin nggak kuat,” ujarnya.

Hari ketujuh pencarian menjadi momen pertama kali ia menghampiri titik evakuasi. Ia ingin menunggu proses pencarian, berharap anggota keluarganya dapat ditemukan dan bisa dimakamkan dengan layak.

Setiap kali tim SAR mengumumkan penemuan jenazah, jantungnya berdegup kencang.

BACA JUGA:Musnahkan 10 Kuintal Sampah di Lokasi Bencana Situkung Banjarnegara, PMI Gunakan Teknologi Pembakar Sederhana

“Kalau dengar ada yang ketemu, langsung deg-degan takut itu keluarga saya,” katanya dengan mata berkaca-kaca.

Suratno menjelaskan, dua anggota keluarga adiknya selamat karena tidak berada di rumah saat longsor terjadi. Sementara anggota keluarga lain sedang beristirahat ketika tebing tiba-tiba ambrol pada siang hari.

“Yang selamat itu kebetulan nggak di rumah. Yang lainnya masih di rumah, baru pulang, belum lama istirahat, terus longsor,” ucapnya.

Pada saat kejadian, ia sendiri berada di luar kota. Kabar longsor ia terima hanya beberapa saat setelah material tanah menimbun rumah kerabatnya.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: