SMP 7 Satu Atap Terancam Ambruk

SMP 7 Satu Atap Terancam Ambruk

Teras Retak-retak, Talud Ambruk MAJENANG- Pemkab Cilacap harus waspada atas kondisi banguan kelas dan sejumlah ruang di SMP 7 Satu Atap (Satap) Desa Boja, Kecamatan Majenang. Kondisi gedung SMP 7 Satu Atap terancam ambruk setelah talud di belakang ruang guru ambruk sejak beberapa hari lalu. Setidaknya kondisi ini mengancam keselamatan 230 siswa yang belajar di sekolah tersebut dari kelas VII sampau IX. "Ya seperti itu. Lebih tepatnya, tanah penguat talud yang ambruk," ujar Kepala SMP Satap 7, Kusnedi, Jumat (22/1) kemarin. Dia menjelaskan, pihak sekolah sudah berupaya agar tanah yang sudah diperkuat talud itu tidak longsor dengan menutup semen diatas lapisan tanah. Namun upaya ini sia-sia karena tanah tetap bergerak dan mendorong talud ke sisi utara. "Sudah kita plester agar tanah jadi kuat. Tapi tetap bergerak," katanya. Dugaaan adanya tanah labil ini, katanya, juga terlihat dari retaknya dua kamar mandi yang berada di atas talud tersebut. Kondisinya kini sangat memprihatinkan karena retakan di dinding sudah menyebar. Demikian juga dengan cor penyangga atap yang nyaris patah. "Kamar mandi sudah retak dan sangat mengkhawatirkan," ujarnya. Selain itu, katanya retakan juga muncul di teras depan ruang belajar siswa dan tembok pembatas antara ruang guru dengan rumah penjaga sekolah. Tembok ini belum lama dibangun namun sudah menunjukkan tanda-tanda kerusakan. "Dugaan kita tanah disini mudah bergerak," katanya. Dia mengatakan, SMP Satap 7 ini dibangun sekitar 2009 lalu. Mayoritas ruang kelas disana masih terlihat terawat, kecuali bagian teras yang sudah menujukkan tanda-tanda tanah bergerak. "Kalau didalam ruangan tidak ada retakan," ujarnya. Disamping itu, bangunan SD 01 Boja juga tidak ada masalah sama sekali. Padahal bangunan ini lebih lama dan sudah ada jauh sebelum SMP Satap ini didirikan oleh Pemerintah Kabupaten Cilacap. "Banguna SD lebih tua tapi justru lebih aman," tandasnya. (har/ttg)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: