Sejumlah Kepala Sekolah Malah Tolak POP

Sejumlah Kepala Sekolah Malah Tolak POP

FOTO BERSAMA: Direktur P3GTK Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbudristek, Praptono (kanan) bersama pelaksana POP di Kabupaten Banjarnegara, Heni Purwono. DARNO/RADARMAS BANJARNEGARA - Sejumlah kepala sekolah sasaran Program Organisasi Penggerak (POP), keberatan sekolahnya menjadi sasaran POP. Sebab ingin mengikuti Program Sekolah Penggerak (PSP). Padahal, kedua program tersebut sejatinya saling mendukung. Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Pendidikan Profesi dan Pembinaan Guru dan Tenaga Kependidikan (P3GTK) Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbudristek, Praptono. Di hadapan ratusan Ormas POP, Praptono menegaskan, bahwa nantinya sekolah sasaran POP dapat mengikuti PSP pada angkatan ke 4 PSP. "POP ini justru akan menjadi pendorong untuk menyiapkan sekolah yang akan maju ke PSP. Tidak perlu dibenturkan keduanya, karena akan saling mendukung. Ke depan ada 20 ribu sekolah yang mengikuti PSP. Harapannya sekolah sasaran POP ikut semua," kata Praptono. Praptono juga menjamin keberlanjutan POP. Sebab berdasarkan hasil evaluasi, sejauh ini POP banyak memberi inspirasi dan daya jangkaunya bahkan terkadang melampaui ekspektasi Kemendikbudristek. Dalam evaluasi POP ini, Kemendikbudristek menggandeng lembaga Inovasi dari Australia untuk mengkaji secara kualitatif efektivitas pelaksanaan program. https://radarbanyumas.co.id/sempat-mati-suri-mkks-banyumas-uks-dihidupkan-lagi/ Ketua Umum Yayasan Sahabat Muda Indonesia (YSMI), Heni Purwono sebagai salah satu pelaksana POP di Kabupaten Banjarnegara mengungkapkan, pihaknya menggunakan pendekatan berbeda dalam melatih guru di 20 sekolah sasaran. "Hasilnya memang di luar dugaan. POP yang kami jalankan bahkan juga berpengaruh pada upaya pelestarian budaya yang ada di Banjarnegara melalui media penbelajaran audiovisual," tandas Heni. (drn)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: