SMPN 2 Sokaraja Terus Berbenah Songsong Pembelajaran Tatap Muka Penuh

SMPN 2 Sokaraja Terus Berbenah Songsong Pembelajaran Tatap Muka Penuh

SMPN 2 Sokaraja kini telah memiliki masjid yang cukup luas bernama Masjid Baitul Ilmi Maudhi Al Autsiri yang dibangun dari infaq infaq wali murid, bantuan Yayasan AlMadinah Nusantara, infaq guru karyawan dan alumni ditambah para dermawan. (Yudha Iman Primadi/Radarmas) PURWOKERTO - Covid-19 berdampak luas dalam berbagai sendi kehidupan termasuk pendidikan. Pembelajaran tatap muka (PTM) beralih ke online. Berjalan lebih dari 1,5 tahun, ortu dan guru sangat berharap PTM bisa berjalan seperti sebelumnya. SMPN 2 Sokaraja telah diijinkan melaksanakan PTM sejak awal September 2021. Hingga kini, prokes tetap dijalankan sesuai prosedur. Berkomitmen semakin baik melayani siswa, sejak belum ada pandemi atas diskusi bersama komite sekolah dilanjutkan musyawarah dengan ortu maka disepakati butuh perbaikan beberapa fasilitas pembelajaran. Kepala SMPN 2 Sokaraja, Muhammad Tejo Wibowo mengatakan sumbangan ortu yang digalang komite sekolah diantaranya untuk membangun masjid sekolah. Mushola sebelumnya kecil hanya menampung sekitar 100 siswa. Antusiasme ortu menyumbang menarik perhatian Yayasan Almadinah Nusantara ikut menyalurkan bantuan. Guru dan karyawan tidak ketinggalan ikut berpartisipasi hingga kepedulian alumnus. "Hasilnya mushola yang semula 9 x 9 meter diperluas. Ditambah bangunan induk 121 meter dan teras 50 meter. Masjid senilai hampir Rp 500 juta itu kami namakan Masjid Baitul Ilmi Maudhi Al Autsiri, penyematan nama Maudhi Al Autsiri adalah sebagai penghormatan karena beliau adalah penyumbang individu terbanyak dalam pembangunan masjid ini. Maudhi Al Autsiri adalah donatur pembangunan masjid yang disalurkan melalui Yayasan Almadinah Nusantara" katanya. Secara transparan Tejo menjelaskan rincian dana pembangunan masjid terdiri dari infaq wali murid tahun pelajaran 2019/2020 Rp 177,5 juta, bantuan Yayasan AlMadinah Nusantara Rp 190 juta, infaq guru karyawan Rp 83,5 juta dan alumni Rp17,3 juta ditambah para dermawan Rp 22,6 juta. Total terkumpul Rp 491 juta. Selain itu, menyambut era Merdeka Belajar, SMPN 2 Sokaraja melengkapi fasilitasnya seperti jaringan intranet dan internet agar menjangkau seluruh ruang kelas dan ruang belajar. Website sekolah dibenahi agar lebih optimal guna pelayanan pembelajaran. Kendala yang sempat muncul yaitu dengan luasnya sekolah menjadi area yang kerap tersambar petir. Petir beberapa kali menyebabkan elektronik sekolah rusak. Namun kini sekolah telah diproteksi penangkal petir. Tahun 2021 masuk bantuan APBD guna pembangunan lab IPA. Rehab total penting disegerakan karena lab sebelumnya sudah tidak layak. "Pembangunan harus selesai tepat waktu sampai pengecoran DAK agar bisa dikembangkan ruang baru di atasnya. Dengan siswa 800 anak lebih di 27 rombel, kami butuh 2 lab IPA demi optimalnya pelayanan," terang dia. https://radarbanyumas.co.id/ptm-lancar-kuota-siswa-ditambah-tidak-ada-laporan-penularan-dari-sekolah/ Adapun kebutuhan sekolah lainnya bertahap akan terus dipenuhi mulai papan nama dekoratif pagar depan sekolah agar muka sekolah lebih terlihat. Meski letaknya di pinggir jalan raya Jl. Soepardjo Rustam, SMPN 2 Sokaraja ternyata tidak mudah ditemukan sebagian orang. "Kondisi sekolah yang masih butuh perhatian yaitu rasio ruang lab IPA dengan jumlah rombel belum memadai, 2 ruang lab komputer dari 3 ruang yang ada perlu diperbaiki, sebagian ruas pagar keliling sekolah sudah tua juga perlu perbaikan demi keamanan, ketertiban dan keindahan sekolah serta pavingisasi halaman sekolah agar semakin bersih meminimalisir genangan air hujan," pungkas Tejo. (yda/rdr)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: