Gagal Vaksinasi, Sebagian Pelajar Terhambat Izin dari Ortu

Gagal Vaksinasi, Sebagian Pelajar Terhambat Izin dari Ortu

CEK: Peserta vaksinasi pelajar menjalani pengecekan kesehatan sebelum menerima vaksin. Pencapaian target vaksinasi pelajar masih terganjal restu orang tua. DIMAS PRABOWO/RADARMAS PURWOKERTO - Capaian vaksinasi Covid-19 pelajar atau remaja masih belum maksimal. Oleh karena Pemkab Banyumas pun melakukan upaya jemput bola ke sekolah untuk mencapai target vaksinasi. https://radarbanyumas.co.id/vaksinasi-pelajar-bukan-syarat-ptm-490-ribu-sekolah-diperbolehkan-ptm-terbatas/ Meski begitu, upaya jemput bola tersebut ternyata juga belum membuahkan hasil yang maksimal. Mengingat sebagian pelajar gagal divaksin lantaran tidak mendapat izin dari orangtua. Salah satunya seperti yang terjadi di SMPN 9 Purwokerto, dari 800-an pelajar sasaran, yang disuntik vaksin hanya sekitar 697 anak. Kepala SMPN 9 Purwokerto, Drs. Herry Nuryanto Widodo dalam 2 hari penyuntikan vaksin pelajar di SMPN 9 Purwokerto tidak semua siswa tervaksin. Penyebabnya ada karena rasa takut, tidak diperbolehkan oleh orangtuanya dan sedang sakit. Bagi siswa yang belum divaksin akan diantar ke puskesmas. "Ditemani oleh guru diantar ke puskesmas agar mau vaksin," katanya. Herry memastikan bagi siswa yang tidak diperbolehkan oleh orangtuanya untuk divaksin, sekolah tidak memaksa. Boleh atau tidaknya vaksin tergantung dari dokter yang menentukan bagi siswa yang sejak kecil sudah memiliki riwayat penyakit tertentu. "Yang menentukan dokternya. Sekolah tidak berani. Kalau dari dokternya tidak boleh kami tidak apa-apa," terang dia. Dari perbandingan siswa yang divaksin karena faktor ketakutan dan tidak diperbolehkan oleh orangtuanya, prosentasenya lebih banyak siswa yang tidak dibolehkan vaksin oleh orangtuanya. Terkait alasan orangtua yang tidak membolehkan anaknya untuk divaksin, pihak sekolah belum mengetahui persis karena ada saja orangtua yang "ngeyel" pokoknya tidak boleh. Sekolahpun sudah memberi tahu konsekuensinya jika siswa tidak divaksin karena tidak dibolehkan orangtuanya maka bisa saja sulit mendapat bantuan. "Ada sekitar 20-an anak yang tidak dibolehkan orangtuanya untuk vaksin," pungkas Herry. Seperti diketahui, hingga pekan lalu capaian vaksinasi remaja atau usia pelajar masih sekitar 1,6 persen dari total sasaran mencapai 162.999 anak. (yda)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: