Masa Pandemi, Pembelajaran Dari Rumah Siswa SLB Ditekankan Pada Kemandirian

Masa Pandemi, Pembelajaran Dari Rumah Siswa SLB Ditekankan Pada Kemandirian

Netti Lestari, Kepala Sekolah SLB B Yakut Purwokerto PURWOKERTO – Angka reproduksi virus Covid-19 yang masih di ambang batas WHO di Banyumas membuat Pembelajaran Tatap Muka (PTM) ditunda. Sayangnya, tidak semua sekolah dapat menjalankan Belajar Dari Rumah (BDR) dengan mudah dan nyaman. Seperti Sekolah Luar Biasa (SLB) yang membutuhkan sistem belajar yang berbeda. Kepala Sekolah SLB B Yakut Purwokerto, Netti Lestari menyampaikan metode BDR melalui kanal media sosial. Sebelumnya, pembelajaran dilakukan dengan mengirimkan tugas kepada peserta didik. Namun, cara tersebut dinilai kurang efektif untuk menyampaikan pokok pelajaran. https://radarbanyumas.co.id/pro-kontra-pjj-dindikbud-cilacap-saat-ini-uts-jarak-jauh-surat-ijin-ptm-belum-dikeluarkan-bupati/ “Siswa sekarang keseluruhan dari jenjang TK LB sampai SMA LB berjumlah 106 orang,” jelas dia. SLB B Yakut Purwokerto, merupakan sekolah dengan siswa penyandang tuna rungu. Netti menjelaskan, bahwa dalam materi yang disampaikan lebih ditekankan pada proses kemandirian siswa. Sementara, selama siswa berada di rumah, sulit untuk memantau progres kemandirian siswa yang sebelumnya sudah dilakukan di sekolah. “Kesulitannya ya mereka kan tuna rungu, melalui video call saja susah,” jelas dia. Netti menyebutkan, bahwa siswa tetap membutuhkan pendampingan oleh orangtua dalam mengikuti KBM daring. Untuk bobot pelajaran yang disampaikan sendiri tidak mengarah kepada penilaian akademik. Netti menyebutkan pihaknya lebih menekankan kepada pembiasaan-pembiasaan aktifitas yang sudah diterapkan sebelumnya. Selama pembelajaran daring, Netti juga sudah beberapa kali menerima keluhan dari siswa. Ia menjelaskan bahwa kepatuhan siswa terhadap guru di sekolah sangat baik. Sementara di rumah, kepatuhan kepada orangtua berbeda. “Terkadang mereka (siswa) gampang marah saat di rumah. Karena mereka susah untuk mengerti kondisi saat pandemi ini,” tutur dia. Meski begitu, ia menyadari bahwa untuk SLB dengan siswa penyandang disabilitas, tidak akan mudah untuk dapat menerapkan protokol kesehatan, seperti menjaga jarak, jika di Banyumas sudah diperbolehkan PTM. "Ya kami patuhi saja aturan Bupati selanjutnya,” pungkasnya. (ali)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: