Pro Kontra Daring dan Pembelajaran Tatap Muka, Khawatir Anak Sulit Patuh Protokol Karena Bermain, Satu Sisi Su

Pro Kontra Daring dan Pembelajaran Tatap Muka, Khawatir Anak Sulit Patuh Protokol Karena Bermain, Satu Sisi Su

Dampingi anak daring BANYUMAS - Pemerintah Banyumas dalam waktu dekat akan mengizinkan sekolah untuk melakukan Pembelajaran Tatap Muka (PTM). Namun salah satu syarat sekolah yang akan menerapkan PTM, harus ada izin dari wali murid tentak kesediaan untuk melakukan PTM. Radarbanyumas.co.id mencoba meminta tanggapan di masyarakat. Salah satunya Anggita Winahyu (32). Warga Kelurahan Rejasari, Kecamatan Purwokerto Barat ini lebih memilih anaknya belajar secara daring. Pasalnya pandemi Covid-19 masih membuat ibu tiga anak ini khawatir. https://radarbanyumas.co.id/paska-lampu-hijau-bupati-belajar-tatap-muka-kadindik-sesuai-skb-jam-tatap-muka-dikurangi/ Ia mengatakan, walaupun nantinya diberlakukan protokol kesehatan secara ketat, namun anak-anak dikhawatirkan tidak mampu mengikuti protokol kesehatan yang diterapkan. "Namanya anak perlu diingatkan terus, sedangkan guru tidak mungkin mendampingi satu-satu muridnya," tutur dia. Iapun menuturnya, meski di dalam keluarganya sudah mematuhi protokol Covid-19, akan tetapi dikhawatirkan anak lain tidak mematuhi protokol kesehatan. Selain itu, iapun menuturkan kekhawatiran lantaran bukan tidak mungkin anaknya bisa menularkan virus ke anak lainnya. "Suami juga kerjanya beresiko karena keluar masuk pasar, ketemu orang banyak, bisa juga mengkontaminasi kami sekeluarga kan tidak tahu. Jadi buat kebaikan bersama," lanjutnya. Menurut dia, menghadapi sekolah daring memang tidak mudah. Ia mengatakan anak pertama saat ini duduk dibangku kelas 4 Sekolah Dasar, sementara dua anaknya lainnya berumur 4,5 tahun dan 22 bulan. "Minusnya pembelajaran daring memang kuranf efektif, anak juga kurang termotivasi dan orang tua haris lebih ekstra meluangkan waktu," katanya. Anggita mengatakan, harus meluangkan waktu lebih banyak untuk mengajari anak dan mendampingi. "Kita sebagai orang tua memang tidak seperti guru yang selalu stand by menjawab pertanyaan anak. Tapi itu semua bisa diusahakan dengan diajak bicara, merayu, menbuat suasama menyenangkan atau diberi reward," kata ibu yang kesehariannya berjualan online ini. Kendala lain seperti jika memiliki lebih dari satu anak. Energi lebih terkuras jika semua anak meminta perhatian lebih. "Nah ini memang repot. Kita sebagai ibu seperti harus membelah diri. Terkadang materi yang dipelajari bisa membaca melalui buku dagangan saya," ujarnya. Namun begitu, pembelajaran daring memiliki sefi positif. Yakni orang tua bisa melihat potensi anak. "Kemampuan anak juga bisa kita lihat sudahbseberapa jauh," katanya. Adapun trik yang digunakannya dalam menghadapi anaknya yang menjalani pembelajaran daring yakni dengan memberikan suasanya yang nyaman. Terlebih jika yang tidak memiliki asisten rumah tangga. "Asisten rumah tangga saya memang tidak setiap hari datang. Nah, jaga mood anak ini yang penting. Komunikasi dengan guru juga penting namun tidak bisa seluruhnya ditanyakan ke guru, karena guru itupun juga pasti sedang mengurus anak," pungkasnya. (ali) https://radarbanyumas.co.id/masih-ada-kekhawatiran-wali-murid-kadindik-jika-masih-inginkan-daring-sekolah-harus-tetap-melayani/ Pembelajaran Daring Buat Anak-Anak Jenuh, Orang Tua Siswa Minta PTM Disegerakan Namun demikian, disisi lain, pembelajaran secara daring atau online juga dikeluhkan orang tua murid. Pasalnya selama hampir 6 Bulan anak-anak sekolah di Kabupaten Banyumas melaksanakan pembelajaran daring membuat anak-anak jenuh. Kuat, Warga Kelurahan Purwokerto Lor mengakatan, terkait wacana pemerintah daerah Banyumas untuk mulai melaksanakan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) sangat dinantikan. "Setuju karena kasian liat anak-anak, kalau tatap muka kita dari segi finansial gak perlu beli kuota, kedua dari segi anak sendiri, kalau diajari sendiri sering marah mungkin kesal," katanya saat ditemui Radarbanyumas.co.id, Kamis (3/9). Selanjutnya, Ia juga menerangkan, apalagi dengan pembelajaran daring itu sering membuat anak-anak menjadi jengkel. "Apalagi anak sendiri merasa kesulitan sering jengkel apalagi kalau gak punya paketan. Anak-anak jenuh dirumah belajar juga tidak fokus," tambahnya. Menurutnyapun, dikarenakan angka covid 19 di Banyumas sudah menurun, seharusnya pemerintah segera menyelenggarakan Pembelajaran Tatap Muka (PTM). "Seharusnya disegerakan karena kemarin dengar-dengar persatu Sepember. Tapi kalau dari gurunya kemarin lewat WA masih daring sampai 31 september," pungkasnya. (win/ttg)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: