Pelajar di Kota Magelang Bakal Dapat Subsidi Kuota Internet 4 Bulan, Setiap Siswa Rp30 Ribu/Bulan

Pelajar di Kota Magelang Bakal Dapat Subsidi Kuota Internet 4 Bulan, Setiap Siswa Rp30 Ribu/Bulan

PENDAMPINGAN. Tim PPMT UNIMMA memberikan pelatihan kepada anak-anak di sela pembelajaran daring yang mereka praktikkan sejak pandemi virus corona Maret lalu. MAGELANG – Pemkot Magelang menambah subsidi kuota internet kepada seluruh pelajar SD/MI/MTs/SMP se-Kota Magelang yang tadinya hanya dua bulan menjadi empat bulan. Subsidi yang akan cair September nanti ini akan diberikan kepada siswa hingga Desember mendatang. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Magelang, Agus Sujito kepada wartawan mengatakan, subsidi bantuan kuota internet ini dimaksudkan agar kegiatan belajar mengajar (KBM) secara daring lebih optimal. “Pandemi Covid-19 belum berakhir, sehingga tidak memungkinkan bila KBM tatap muka kita paksakan digelar. Tentu akan berisiko sangat tinggi, terlebih bagi anak didik kita,” kata Agus, Senin (24/8). Dengan kata lain, KBM daring harus lebih dimaksimalkan. Agus menilai pemerintah punya strategi agar pembelajaran via daring tetap efektid dan efisien, yakni dengan pemberian subsidi kuota internet kepada semua siswa. “Kita sudah usulkan ada biaya subsidi internet kepada siswa ataupun orangtua siswa melalui APBD Kota Magelang. Kemungkinan akan dibayarkan pada bulan depan (September 2020),” ujarnya dikutip dari magelangekspres.com. https://radarbanyumas.co.id/manfaatkan-waktu-daring-siswa-kelas-xi-sma-buat-manisan-salak-untuk-beli-kuota/ Agus menjelaskan, Disdikbud Kota Magelang telah mengantongi nama tiap siswa berikut nomor telepon seluler calon penerima bantuan. Totalnya sekitar 24.804 siswa SD, MI, SMP, dan Mts. “Itu tidak termasuk guru. Data-data ini dikirim dari pihak sekolah, selanjutnya dikirim ke pihak operator seluler,” ucapnya. Besaran subsidi bantuan, kata Agus, yakni Rp30 ribu per bulan per siswa selama empat bulan ke depan. “Harapannya dengan adanya bantuan ini dapat meringankan beban siswa dan orangtua, pembelajaran daring dapat berjalan lancar,” ujarnya. Di sisi lain, ia masih mengkaji model bantuan yang tepat bagi siswa yang tidak punya smartphone. Sebab, ia mengaku bahwa yang terjadi di lapangan banyak siswa SD terkendala pembelajaran daring, karena tidak memiliki handphone, atau memiliki handphone tetapi tidak berbasis android maupun iOS. “Tidak semua orangtua dan siswa punya (gadget). Mereka yang tidak punya, orangtua datang ke sekolahan untuk mengambil materi dan penugasan, dan di telepon guru,” ujarnya. (wid)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: