Metode Pembelajaran Daring Dinilai Minim Transfer Materi

Metode Pembelajaran Daring Dinilai Minim Transfer Materi

Ketua Forum Anak Banyumas, Kalma Jamila PURWOKERTO - Pandemi Covid-19 membuat semua sekolah tak mengadakan kegiatan belajar mengajar (KBM) tatap muka. KBM tatap muka digantikan dengan pembelajaran secara online atau daring. Namun, pembelajaran secara daring menimbulkan berbagai masalah dan keluhan. Ketua Forum Anak Banyumas, Kalma Jamila yang juga merupakan siswa di SMA Negeri 4 Purwokerto mengungkapkan sisi positif dan negatif dari pembelajaran daring yang selama ini dijalaninya. "Jelas sangat terganggu, karena banyak guru hanya memberikan tugas saja tetapi tidak menjelaskan materinya seperti apa. Apalagi jika itu pelajaran seperti MIPA dan Fisika yang tidak dari kita semua langsung memahami," katanya, Kamis (23/7). Namun demikian Kalma menceritakan pula sisi positif dari pembelajaran daring. "Kami jadi diatur untuk bisa membagi waktu karena waktu di rumah sangat banyak. Sehingga sebisa mungkin bisa memanfaatkan waktu senggang dan memang kalau tidak diatur maka banyak waktu bermainnya ketimbang belajarnya," imbuhnya. Ia bersama teman-teman lainnya juga masih mengungkapkan adanya kendalanya jaringan. Terutama adalah anak-anak yang berada di desa terpencil. https://radarbanyumas.co.id/wali-murid-keluhkan-daring-darum/ Dalam menjalankan pembelajaran daring, dia menggunakan aplikasi whatapps dan membentuk grup kelas dan grup per mata pelajaran dengan ada kordinator kelas. "Kemudian ada google classroom, yang biasanya guru memberikan tugas, kuis dan ulangan. Kami biasanya belajar mulai pukul 07.30 sampai pukul 12.00," jelasnya. Ia mengungkapkan terkait laporan pembelajaran tergantung guru masing-masing. "Laporan itu ada yang tertulis ada pula yang dalam bentuk power point termasuk kehadirannya melalui google form," pungkasnya. (ali)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: