Pemkab Tak Paksakan, Siswa Diperbolehkan Tak Masuk Sekolah

Pemkab Tak Paksakan,  Siswa Diperbolehkan Tak Masuk Sekolah

Akhmad Was'ari. Foto YERI NOVELI/RADAR SLAWI SLAWI - Siswa SD dan SMP di Kabupaten Tegal mulai aktif kembali belajar tatap muka pada Senin (13/7). Namun, siswa diperbolehkan tidak masuk sekolah ketika orangtuanya tak mengizinkan. "Kami tidak akan memaksa siswa masuk sekolah untuk pembelajaran tatap muka jika orang tuanya tidak mengizinkan," kata Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Kabupaten Tegal Akhmad Was'ari, kemarin. Menurutnya, apabila siswa tidak masuk sekolah, maka siswa dapat mengikuti pembelajaran jarak jauh atau dengan sistem daring. Artinya, siswa tetap mengikuti kegiatan belajar mengajar, tapi dilakukan di rumahnya masing-masing. Nanti siswa akan dipandu oleh gurunya. "Orang tua memang punya hak untuk melindungi keselamatan putra-putrinya dari ancaman penularan Covid-19. Jangan khawatir anaknya tertinggal pelajaran, karena seluruh tugas dan pembelajaran bisa diikuti secara daring,” ujarnya. Terlebih bagi siswa yang kondisinya kurang sehat atau bahkan memiliki penyakit lain yang berisiko tertular Covid-19, maka Was'ari menyarankan agar siswa lebih baik istirahat di rumah dan belajar dari rumah.  "Yang penting jangan dipaksakan. Kalau pun mau berangkat ke sekolah, harus menerapkan protokol kesehatan. Pakai masker, cuci tangan pakai sabun dan jaga jarak," sarannya. Wasari tak menampik jika Dinas Dikbud Kabupaten Tegal bakal melakukan simulasi pola pergantian belajar untuk siswa SD. Konsepnya, jika dalam satu kelas terdapat 30 siswa, maka di hari pertama hanya siswa dengan nomor absensi 1 sampai 15 yang masuk sekolah. Hari berikutnya, giliran siswa nomor absensi 16 sampai 30 yang masuk sekolah. "Sementara siswa dengan absensi 1 sampai 15 belajar di rumah, begitu seterusnya," kata Wasari. Sedangkan siswa SMP, Was'ari akan menerapkan shifting kelas. Dicontohkan, untuk kelas VII, seluruh siswa masuk sekolah di minggu pertama. Mereka memanfaatkan ruang kelas yang ada di sekolah dengan syarat physical distancing. Sementara siswa kelas VIII dan IX belajar di rumah.  “Berikutnya, di minggu kedua, siswa kelas delapan masuk sekolah, sementara siswa kelas tujuh dan sembilan belajar di rumah. Siswa kelas sembilan baru masuk di minggu ketiga saat siswa kelas tujuh dan delapan belajar di rumah. Demikian seterusnya pola shifting kelas ini akan diberlakukan,” tandasnya. (yer/gun)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: