PPDB Online SMA/SMK Bermasalah di Tegal, Hari Pertama Kuota Verifikasi NIK Tidak Menampung

PPDB Online SMA/SMK Bermasalah di Tegal, Hari Pertama Kuota Verifikasi NIK Tidak Menampung

TUNGGU PANGGILAN – Sejumlah orang tua dan anaknya saat antre menunggu panggilan setelah mereka mendaftar online tapi gagal. AGUS WIBOWO/RATEG PENDAFTARAN Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) online tingkat SMA dan SMK negeri di Jawa Tengah mengalami masalah di hari pertama, Rabu (17/6). Banyak calon siswa yang tidak bias mengakses. Kejadian tersebut terjadi di beberapa daerah, tak terkecuali di Kabupaten Brebes. Banyak calon siswa yang tidak bisa mengakses karena terjadi gangguan. Alhasil, tak sedikit siswa yang mendatangi sekolah saat mendaftar. Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) Brebes Eko Priyono mengatakan, calon siswa yang mendaftar ternyata masih sulit mengakses server jateng.siap-ppdb.com. Kendala yang terjadi di hari pertama PPDB tingkat SMA lantaran banyak calon siswa yang mengakses secara bersamaan di waktu yang sama. ”Mungkin belum bisa mengakses bersama-sama. Baik saat melakukan aktivasi akun, maupun mengunggah data persyaratan,” kata Eko Rabu (17/6). Lantaran terjadi kendala di hari pertama, tak sedikit calon siswa yang mendatangi sekolah untuk mendaftar. Salah satunya di SMA Negeri 3 Brebes. Mereka mendatangi sekolah dengan membawa berkas persyaratan pendaftaran. Sementara panitia PPDB di sekolah tersebut menyiapkan tiga laboratorium komputer dan internet. ”Dengan tetap menerapkan protokol kesehatan pencegahan Covid-19, kami menerima calon siswa yang datang ke sekolah dan menanyakan kendala yang terjadi saat melakukan pendaftaran. Mereka kesulitan mengakses server pendaftaran,” tambahnya. Untuk mengatasi kendala itu, lanjut Eko, panitia PPDB di SMA Negeri 3 Brebes menyiapkan tiga laboratorium komputer dan internet untuk membantu calon siswa melakukan pendaftaran. Mereka dibantu bagian untuk operator sekolah mendaftar dan melakukan aktivasi akun serta mengunggah data persyaratan. ”Di sini pendaftaran dipandu oleh panitia. Tidak sedikit calon siswa yang datang. Namun kami tetap menerapkan protokol kesehatan pencegahan Covid-19,” tutur dia. Sebagai Ketua MKKS Brebes, dirinya berharap, mestinya panitia PPDB online di Jawa Tengah lebih membuat program atau sistem pendaftaran yang lebih efektif. Dengan demikian, tidak perlu mengunggah data persyaratan yang mungkin memberatkan bagi orangtua calon siswa yang kesulitan. ”Jadi harus membuat sistem yang lebih efektif, karena sistem ini memang belum bisa,” tandasnya. Salah seorang calon siswa, Devi Putri Maharani mengaku terpaksa mendatangi sekolah untuk mendaftar di SMA Negeri 3 Brebes. Dia membawa berkas persyaratan pendaftaran, di antaranya membawa Kartu Keluarga untuk memasukkan NIK. Dia menemui kendala saat melakukan pendaftaran PPDB Online. ”Tadi dibantu panitia untuk mengunggah dokumen persyaratan. Saya membawa KK, surat keterangan lulus dan nilai raport SMP dari kelas satu sampai kelas tiga,” ujarnya. Permasalah yang sama juga terjadi di Kota Tegal. Sejumlah calon peserta didik baru, didampingi orang tua mendatangi SMA Negeri 2 Tegal. Mereka datang untuk mencari informasi pelaksanaan PPDB. Sebab, pelaksanaan PPDB hari pertama itu diwarnai server eror. Dengan demikian, sampai pukul 12.00 wib, belum ada siswa yang masuk. Server kembali bisa menginput data sekitar pukul 12.00 wib. Pantauan di SMA 2 Tegal, sejumlah siswa tampak berdatangan ke pusat informasi PPDB yang didirikan pihak sekolah setempat. Hal itu terlihat dari gerbang masuk, mereka di thermo gun oleh satpam sekolah untuk mengecek suhu tubuh. Salah satu calon siswa, Renata Rike, datang mencari informasi tentang server PPDB di situs ppdb.jatengprov.go.id yang sulit diakses sejak pagi. ”Saya ingin mencari tahu, mau daftar di SMA Negeri 2 Tegal. Server sempat eror tidak bisa masuk dan tidak diinput,” kata anak dari Kelurahan Tegalsari. Ketua Panitia PPDB SMA Negeri 2 Tegal dan juga Waka Kesiswaan Okta Bagus menyampaikan, server PPDB online eror dari pusat. Kondisi tersebut terjadi di seluruh SMA dan SMK se Jawa Tengah di bawah Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jawa Tengah. ”Ada masalah jaringan Telkom se Jateng, sejak dari pagi memang sulit diakses oleh orang tua calon peserta didik,” kata Okta. Karena itu, lanjut Okta, pihak sekolah membuka layanan pusat informasi. Namun tidak melayani pendaftaran langsung. Sebab, semua pendaftaran sudah melalui online. ”Kita sifatnya memberi informasi, terutama langkah-langkah, bagaimana nanti calon siswa kita bantu seperti cara masuk ke website PPDB,” ujar Okta. Sementara itu, Kepala SMA Negeri 2 Tegal Sri Ningsih menyampaikan, server memang sempat eror sejak pagi dan baru sekitar pukul 12.00 WIB kembali normal. Dia menjelaskan, PPDB SMA dibuka sejak 17 hingga 25 Juni melalui empat jalur. Yakni dari jalur zonasi, afirmasi, perpindahan orang tua atau wali, dan jalur prestasi. Ada sejumlah tahapan PPDB yang harus dilalui calon siswa saat mendaftar. Dimulai dari mendaftar akun, aktivasi akun, hingga memilih sekolah dan unggah dokumen. ”Namun baru sampai tahap kedua, bahkan belum selesai, server berulang-ulang eror,” kata Ningsih. Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Jateng Jumeri menjelaskan, gangguan pendaftaran PPDB online ini bukan karena masalah teknis jaringan. Namun karena kuota verifikasi Nomor Induk Kependudukan (NIK) ke Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa, Kependudukan, dan Pencatatan Sipil (Dispermadesdukcapil) Jateng yang tidak menampung. ”Karena untuk jalur zonasi, prestasi, dan afirmasi, butuh verifikasi. Kalau dulu verifikasinya faktual. Sekarang langsung mengakses datanya ke Dispermadesdukcapil di bawah Kemendagri,” ucapnya Rabu (17/6). Karena proses verifikasi online ini, pendaftaran PPDB jadi terganjal. Pihaknya telah menyediakan kuota sebanyak 300 ribu setiap hari selama masa pendaftaran. ”Berarti hari ini ada lebih dari 300 ribu yang mendaftar. Baru dibuka dua jam, atau sekitar pukul 10.30 tadi pagi, sudah jebol. Jadi ini bukan karena hang,” tandasnya. Sebagai antisipasi, pihaknya telah berkomuniaksi dengan Kepala Dispermadesdukcapil Jateng untuk meminta tambahan kuota, khusus hari ini. ”Kami sudah minta tambahan 1 juta kepada Kemendagri untuk hari ini. Besok sudah kembali kuotanya ke 300 ribu lagi,” imbuhnya. Meski besok kembali ke kuota awal, Jumeri optimistis, gangguan seperti ini tidak akan terjadi lagi. Sebab, tahun ini hanya ada 508 ribu lulusan SMP/MTs di Jateng. ”Jadi kalau hari ini sudah ada separo yang mendaftar, besok bisa lancar,” harapnya. Lebih lanjur, Jumeri menjelaskan, over kuota yang terjadi di hari pertama PPDB online ini terjadi karena masyarakat masih beranggapan bahwa sistem pendaftatan tahun ini masih seperti tahun lalu.”Mungkin masih beranggapan pendaftarannya cepat-cepatan. Padahal kan tidak. Jadi kami minta masyarakat untuk tidak panik dalam mendaftar SMA atau SMK,” tandasnya. SMP IKUT TERKENDALA Tak hanya di tingkat SMA/SMK, di hari pertama pelaksanaan PPDB jenjang sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP) di Kota Tegal juga sempat mengalami kendala. Kondisi inipun sempat membuat calon orang tua murid yang hendak mendaftarkan anaknya resah. Bahkan, tak sedikit mereka yang mendadak beranjak ke sekolah yang diinginkan anaknya. Hal itu karena calon orang tua murid merasa kesulitan mengakses situs web. Seperti yang terlihat di SMP Negeri 2 Kota Tegal, Rabu (17/6) pagi. Sejumlah orang tua dan putra-putrinya tampak mengantre sejak pagi di depan sekolah. Mereka menunggu giliran dipanggil panitia PPDB. Sebab, di sekolah tersebut menerapkan sistem bergilir agar tidak berjubel. Banyak juga kendala dalam pendaftaran online. Misalnya, ada ketidakcocokan NISN (Nomor Induk Siswa Nasional) yang tercantum di Kemendikbud. Sementara bagi mereka yang telah berhasil dipersilahkan untuk pulang dan melakukan daftar ulang pada 25 Juni mendatang. ”Semestinya jika ada orang tua murid atau siswa datang secara tatap muka, pihak sekolah bisa segera menerimanya. Maksudnya tidak harus mengisi kembali secara online,” terang Imas, salah seorang calon orang tua murid. Menurut dia, dirinya sudah berkali-kali mencoba melakukan pendaftaran secara online. Namun gagal terus. Dengan demikian, dirinya datang langsung ke sekolah. Hal serupa dikatakan sejumlah orang tua murid lainnya, yang mengaku sudah satu jam menunggu di panggil. Mereka mengatakan, upaya pendaftaran secara online tak bisa diakses. ”Bisa masuk, tapi di pertengahan atau saat kita sudah mengisi formulir, saat tinggal di klik, gagal dan harus mengulang dari awal. Ini terjadi berkali kali,” ungkapnya. Sementara itu, Ketua Panitia PPDB SMP N 2 Kota Tegal Ropii menjelaskan bahwa PPDB kali ini hanya berbeda pada penerapan protokol kesehatannya saja. ”Pendaftaran dibuka secara online per hari ini. Namun, kita juga mengakomodir pendaftaran secara manual,” ungkap Ropii. Menurut dia, teknis yang diterapkan untuk pendaftaran manual yakni, para orang tua diberikan kupon terlebih dulu satu hari sebelum pelaksanaan. Dimana untuk setiap harinya, panitia menyediakan sedikitnya 105 kupon. ”Teknisnya, kita panggil berdasarkan nomor antrean untuk masuk ke tujuh ruangan yang disediakan. Dimana untuk satu ruangan, hanya diisi oleh lima pendaftar saja. Tentunya dengan menerapkan protokol kesehatan. Sebelum masuk mereka cuci tangan dan discreening terlebih dulu,” jelasnya. Hal yang sama juga diterapkan di SD Negeri Mangkukusuman 02 Kota Tegal. Pihak sekolah memberlakukan protokol kesehatan bagi wali murid yang akan mendaftarkan anaknya. Mulai dari wajib memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak aman. Kepala SDN MKK 02 Budiarti menyebut, proses pendaftaran dilakukan dengan mengisi formulir dan menyerahkan persyaratan. Setelah diverifikasi, wali murid dipersilahkan untuk pulang dan akan menerima pengumuman pada 25 Juni 2020. (fid/mei/gus/fat)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: