Terkendala Sarpras, Delapan Sekolah Tak Bisa UNBK

Terkendala Sarpras,  Delapan Sekolah Tak Bisa UNBK

JADI PILIHAN : Tower masih menjadi pilihan SMKN di pesisir Cilacap mengatasi ketersediaan jaringan internet. Yudha Iman Primadi/Radarmas CILACAP-Delapan sekolah di Kecamatan Kampung Laut, tidak bisa mengikuti Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK). Sebab sarana dan prasarana (Sarpras) di delapan sekolah tersebut belum cukup memadai. "Delapan sekolah di Kampung Laut belum bisa UNBK, masih UNKP (Ujian Nasional Berbasis Kertas dan Pensil, red). Karena keterbatasan lintas daerah yang cakupannya masih terlalu jauh," kata Kabid Pembinaaan Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Cilacap, Nunung Sugiyono, Selasa (26/3). Selain di Kampung Laut, beberapa sekolah di Kecamatan Cipari juga masih UNKP. Dia menjanjikan, 100 persen sekolah di Kabupaten Cilacap bisa mengadakan UNBK tahun depan. "Dari 262 Sekolah Menengah Pertama (SMP), 254 sekolah sudah UNBK. Sisanya, delapan sekolah yang belum bisa UNBK. Tetapi insya Alloh tahun depan bisa 100 persen UNBK," tegasnya. Dia mengungkapkan, peserta Ujian Nasional di Kabupaten Cilacap, dari 262 sekolah, SMP Negeri 90, SMP swasta 107, MTs Negeri 5, dan MTs swasta 69 orang. Dari 262 sekolah tersebut, total peserta adalah 28.240. Jumlah peserta laki-laki sejumlah 14.137, dan perempuan sejumlah 14.103. Dari jumlah tersebut, 649 siswa dari 8 sekolah masih UNKP. Sedangkan peserta UNBK dari 254 sekolah sebanyak 27.591 siswa. Dengan rincian, siswa laki-laki sebanyak 13.800, dan siswa perempuan sebanyak 13.791. Dari sekolah yang menggelar UNBK sebanyak 254, hanya 77 sekolah yang UNBK secara mandiri. Dan sisanya, 177 sekolah masih menumpang. "Saat ini kita sedang genjot pengadaan komputer, bagi sekolah yang belum bisa mengadakan UNBK secara mandiri," ujarnya. Pihaknya juga mengusulkan pengadaan komputer melalui APBN dan APBD Kabupaten Cilacap. Bukan hanya APBD, Dinas Pendidikan juga meminta kepada orangtua murid. "Karena kalau hanya mengandalkan pemerintah masih cukup berat. Oleh karena itu, masih membutuhkan sumbangan dari wali murid," imbuhnya. Sementara itu, satu peserta UNBK di SMKN Nusawungu lebih memilih mengundurkan diri. Pihak sekolah gagal membujuknya untuk menyelesaikan pendidikan sampai selesai ujian. Ketua UNBK SMK Nusawungu, Nimas Kadarsih mengatakan, dalam Daftar Nominasi Tetap (DNT) peserta UNBK, jumlah peserta di sekolahnya 399 anak. Satu peserta menjelang UNBK justru tidak mau sekolah, sehingga berkurang menjadi 398 anak. Tidak ada penyebab lain seperti hamil atau lainnya selain dari keinginan sendiri dari peserta didik untuk tidak lagi sekolah. "Guru sampai kepala sekolah sudah sampai datang ke rumah, tetapi tidak berhasil meyakinkan yang bersangkutan," kata dia, Selasa (26/3). Dia menjelaskan, tidak ada kendala selama pelaksanaan UNBK di sekolahnya sampai hari kedua, Selasa (26/3) untuk mata pelajaran Matematika. Tingkat kehadiran di SMKN Nusawungu masih 100 persen. Jumlah komputer sebanyak 150 unit di lima lab. Sekolah juga sudah mempunyai genset sendiri berkapasitas 11.000 watt. "Untuk Internet kami pakai dua jaringan. Di tower memakai ESP amanah dan yang fiber optic dari icon plus. Khusus fiber optic ditarik langsung dari Kroya sejak Januari lalu," kata dia. Dia menambahkan, penggunaan fiber optik mengantisipasi terulangnya kembali kendala jaringan. Tower sekolah sendiri pernah tersambar petir pada tahun 2016 lalu yang membuat jaringan internet bahkan komputer rusak. (nas/yda/din)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: