Dua Sekolah Terlambat Mulai UNBK

Dua Sekolah Terlambat Mulai UNBK

MAJENANG - Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK), masih terus menyisakan masalah. Hari pertama Senin (23/4) kemarin, siswa di dua sekolah terlambat memulai ujian. Sebab ada masalah pada jaringan hingga unduhan soal baru bisa dilakukan pukul 09.00. "SMP 1 Cimanggu baru bisa memulai ujian jam sembilan. SMP satu Wanareja jam delapan lima belas," ujar Ketua Komda SMP Majenang, Suwarno, kemarin. Dia menjelaskan, masalah ini bukan terjadi pada server di kedua sekolah tersebut. Namun karena adanya masalah pada server induk di pusat. Diperkirakan karena seluruh sekolah mengakses server pusat pada waktu bersamaan hingga muncul masalah. "Masalah di server pusat. Bukan di sini," kata dia. SEMANGAT : Meski masih dalam proses pemulihan, Fairuz tampak sekuat tenaga mengerjakan seluruh soal UN Bahasa Indonesia dengan duduk, Senin (23/4).Yudha Iman Primadi/Radarmas Keterlambatan ini mengakibatkan sesi kedua UNBK kemarin terpaksa mundur. Sebab siswa tetap mendapatkan hak mengerjakan soal selama 2 jam, sesuai jadwal. Bagi siswa yang mulai mengerjakan pukul 09.00, diberi waktu hingga pukul 11.00. Demikian juga dengan siswa di SMP 1 Wanareja. "Konsekuensinya sesi kedua mundur," ungkapnya. Selain adanya masalah itu, panitia juga mencatat ada 2 siswa yang mengundurkan diri. Mereka sudah tidak ikut sejak Ujan Sekolah Berstandar Nasional (USBN), dua pekan lalu. Keduanya berasal dari MTs Tanwirul Huda dan SMP Satu Atap 1 Wanareja. "Ada dua siswa yang mengundurkan diri," jelasnya. Menurut dia, di luar masalah itu, tidak ada kendala lain. Seperti yang ada di SMP N 2 Majenang. Siswa bisa mengerjakan soal sesuai jadwal. Mereka juga diminta untuk datang minimal 30 menit sebelum ujian dimulai. "Kita absen dulu biar tahu siapa saja yang tidak datang," ujar Ketua Panitia UNBK SMP N 2 Majenang, Agoeng Siswantoro. Sementara itu, Fairuz Imani Puspitasari, siswa kelas 9 SMPN 5 Cilacap, akhirnya harus mengikuti Ujian Nasional (UN) dengan soal remote printing di ruang Unit Kesehatan Sekolah (UKS). Dari pantauan Radarmas, Fairuz mengikuti UN ditunggui oleh ayahnya pada sesi kedua sekitar pukul 10.30 WIB. Di dalam ruangan, tampak sudah disiapkan kasur jika sewaktu-waktu Fairuz merasa lelah dan sudah tidak mampu mengerjakan soal sembari duduk. Pengawasan yang diterapkan pun dengan model semi silang dengan 1 pengawas dari SMPN 5 Cilacap dan 1 dari sekolah lainnya. Kepala SMPN 5 Cilacap, Hj Rowakhidah SAg MPd mengatakan, pertimbangan batalnya UN dilaksanakan di rumah untuk Fairuz, salah satunya pertimbangan jarak antara rumah Fairuz di Taman Gading dan sekolah yang cukup jauh. Salah satu orangtua Fairuz pun akhirnya disarankan untuk mendampingi Fairuz melakasanakan ujian karena sekolah merasa was-was jika sewaktu-waktu kondisi kesehatannya menurun drastis. "Dengan pendampingan dari orang tua, bisa menjadi pertolongan pertama untuknya," ujarnya ketika ditemui Radarmas, Senin (23/4). Rowakhidah menjelaskan, selain di SMPN 5 Cilacap, dirinya saat ini juga mengampu menjadi kepala sekolah di SMPN 6 Cilacap. Jika di SMPN 5 Cilacap sudah bisa melaksanakan UNBK secara mandiri, di SMPN 6 Cilacap masih harus menumpang ke SMKN 2 Cilacap. "SMPN 6 Cilacap menumpang bersama SMPN 9 Cilacap," jelas dia. Terpisah, Kepala Seksi SMP Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Cilacap, Marsudiyana mengatakan, hanya 3 peserta didik yang harus melangsungkan UN dengan soal remote printing. Mereka masing-masing berasal dari dari SMPN 1 Jeruklegi, SMPN 9 Cilacap dan SMPN 5 Cilacap. "Siswa SMPN 9 Cilacap bukan karena penyakit tapi masih penyembuhan kecelakaan," pungkas dia. (har/yda)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: