50 Persen MTs di Banyumas Belum Gelar UNBK

50 Persen MTs di Banyumas Belum Gelar UNBK

PURWOKERTO - Pada tahun 2018 ini, baru ada sekitar 50 persen dari 54 sekolah Madrasah Tsanawiyah (Mts) yang menyelenggarakan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK). Itu artinya baru separuh dari jumlah MTs yang ada di Banyumas penyelenggara UNBK. "Sementara baru 50 persen yang melakukan UNBK. Data itu bisa berubah, karena mungkin saja tiba-tiba ada MTs yang sudah siap," kata Kasi Madrasah Kemenag Banyumas, Ibnu Assadudin. Ilustrasi Dia menjelaskan, salah satu kendala yang dihadapi madrasah ketika akan menggelar UNBK terletak pada ketersediaan perangkat komputer yang dimiliki madrasah. Jumlah perangkat komputer yang dimiliki madrasah sangat terbatas dan tidak mencukupi ketika digunakan untuk menggelar UNBK. Menurutnya, madrasah sudah melakukan berbagai terobosan dalam mengatasi persoalan keterbatasan jumlah komputer. Salah satunya dengan menumpang pada madrasah yang memiliki komputer dengan jumlah yang mencukupi. Meski madrasah dapat bekerja sama dengan lembaga pendidikan lain, namun sampai sejauh ini banyak yang belum melakukan kerja sama. Penyebabnya sebagian keberadaan MTs berada di pedesaan, sedangkan sekolah yang sudah memiliki kelengkapan UNBK berada di wilayah perkotaan. Sementara untuk jenjang Madrasah Aliyah (MA) yang jumlahnya 17 sekolah, seluruhnya atau 100 persen sudah menyelenggarakan UNBK. "Kalau untuk jenjang MA, seluruh madrasah yang berjumlah 17 madrasah sudah memiliki kesiapan, sehingga tahun ini sudah menyelenggarakan UNBK," jelasnya. Mulai tahun ini jenjang MA tidak hanya menyelenggarakan UNBK, tetapi juga bakal menggelar Ujian Akhir Madrasah Berstandar Nasional (UAMBN) dengan berbasis komputer, sehingga tidak ada MA yang mengadakan ujian berbasis kertas dan pensil. Ia melanjutkan, ujian nasional berbasis komputer banyak sisi positifnya bila dibandingkan ujian model konvesional atau berbasis kertas dan pensil. Dengan menggelar ujian berbasis komputer, maka anggaran yang dialokasikan pemerintah lebih ringan. Di samping itu, pengoperasian ujian berbasis komputer lebih cepat dan akurat. "Untuk kesiapan peserta didik dari madrasah yang menggelar ujian nasional berbasis komputer, pada umumnya tidak ada masalah. Sebelum ujian, biasanya telah dibekali dengan try out," ungkapnya. Dia menambahkan, jumlah sementara peserta ujian nasional yang tercatat pada data Emis untuk jenjang Madrasah Aliyah (MA) sebanyak 1.873 siswa. Rinciannya untuk jurusan IPA sebanyak 770 siswa, IPS 845 siswa dan jurusan agama sebanyak 258 siswa. Seluruhnya akan mengikuti ujian nasional berbasis komputer. Untuk jenjang MTs, jumlah sementara peserta ujian nasional berbasis komputer sebanyak 2.211 siswa, sedangkan jumlah sementara peserta ujian nasional kertas dan pensil sebanyak 3.325 siswa. (ali)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: