Abrasi Sungai Ijo, Nusawungu, Cilacap Kian Parah, Perlu Penanganan Menyeluruh

Abrasi Sungai Ijo, Nusawungu, Cilacap Kian Parah, Perlu Penanganan Menyeluruh

Sungai Ijo yang melintasi wilayah Desa Jetis Kecamatan Nusawungu, Kabupaten Cilacap.-RAYKA/RADARMAS-

CILACAP, RADARBANYUMAS.DISWAY.ID - Persoalan abrasi bibir Sungai Ijo di Desa Jetis, Kecamatan Nusawungu, Kabupaten CILACAP, semakin parah. Kondisi tersebut dapat membahayakan kehidupan dan mata pencaharian warga setempat.

Bahkan sudah dua tahun, 50 hektare sawah di Desa Jetis tidak dapat panen lantaran abrasi. Yang menyebabkan tanggul jebol dan berdampak pada lahan sawah milik warga. 

Kades Jetis, Muharno mengatakan, pemerintah desa terus berupaya termasuk swadaya dengan masyarakat untuk gotong royong membendung tanggul jebol. 

"Karena kemampuan masyarakat sangat terbatas. Kalau hanya tenaga tidak bisa, karena dibutuhkan material tanah pasir dan lainnya. Dibutuhkan biaya pembendungan. Karena sudah berkali-kali masyarakat pasrah tidak sanggup melaksanakan pembendungan tanggul," ujarnya. 

BACA JUGA:Penanganan Abrasi Terkendala Anggaran untuk Wilayah Cilacap Timur

BACA JUGA:Abrasi di Pesisir Cilacap Makin Parah, BPBD Cilacap Pasang 150 Bronjong Sabut Kelapa di Pantai Bungso

Menurutnya, pemerintah desa sudah mengajukan dan melaporkan tanggul jebol baik ke Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS), maupun pemerintah daerah.

"Kami sangat gembira karena ada kabar tentang rencana BBWS akan memperbaiki tanggul. Dan memang benar ada kegiatan namun pelaksanaan tidak selesai sampai sekarang. Air masih terus naik saat pasang," ujarnya.

Kondisi tersebut saat ini menjadi persoalan bagi masyarakat Jetis. Karena dikhawatirkan saat musim hujan tiba, akan terjadi banjir dan masyarakat tidak dapat menggarap sawah mereka lagi. 

"Harapannya, perbaikan tanggul bisa segera diselesaikan. Masyarakat bisa mengolah lahan lagi. Karena mereka saat ini pesimis tidak bisa mengolah lagi," ujarnya. 

Muharno menyebut, Desa Jetis sangat panjang wilayah yang dilalui Sungai Ijo. Bahkan beberapa klep pintu air rusak dan  menyebabkan empat rumah di Dusun Cimerak terdampak abrasi.

"Rumahnya tinggal dua meter dari jurang. Permasalahan saat ini, banyak yang punya surat-surat tanah tapi tanahnya tidak ada, sudah berganti sungai. Ini yang menjadi persoalan di kita karena tiap tahun ada tarikan pajak," ujar Muharno.

Pihaknya terus melakukan usulan ke pemerintah. Bahkan sering dilakukan tinjauan langsung. Namun sampai saat ini belum ada kegiatan terkait penanganan abrasi terutama di pemukiman penduduk.

Sementara itu, Kepala Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD Cilacap, Purnomo Hermawan mengatakan, sungai di wilayah Cilacap timur merupakan kewenangan dari BBWS Serayu Opak. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: