Melihat Kiprah MTs Muhammadiyah 7 Purbalingga

Melihat Kiprah MTs Muhammadiyah 7 Purbalingga

Kirimkan Sembilan Siswa Belajar di Singapura Berharap Bisa Jadi Rujukan Sebanyak sembilan siswa MTs Muhammadiyah 7 Purbalingga, akan melakukan kunjungan belajar ke Singapura. Kegiatan dilaksanakan selama empat hari, mulai 19 Maret hingga 22 Maret mendatang. Apa sajakah yang akan dilakukan di Singapura? PAMITAN : Sembilan siswa MTs Muhammadiyah 7 Purbalingga pamitan ke bupati sebelum berangkat ke Singapura. (ADITYA/RADARMAS) ADITYA WISNU WARDANA, Purbalingga Suasana ruang kerja Bupati Purbalingga H Tasdi SH MM terlihat lebih ramai dibandingkan biasanya, kemarin. Tampak sembilan pelajar berpakain putih biru dipadu jas almamater warna merah. Mereka didampingi pendamping diterima langsung oleh bupati. Kehadiran sembilan pelajar dari MTs Muhammadiyah 7 Purbalingga untuk berpamitan dengan bupati. Mereka akan berangkat ke Singapura untuk mengikuti program pembelajaran di sebuah sekolah di Singapura. Waka Kesiswaan Indra Utama mengatakan, siswa yang berangkat dari kelas VII, VIII, dan IX ditambah tiga guru dan seorang komite sekolah. "Kami akan mengunjungi Sekolah Indonesia Singapura (SIS) dan Tanjong Katon Secondary School. Selain itu juga akan ke Kedutaan Besar RI di Singapura," katanya. Pembina lainnya, Hari Hermawan menambahkan, rencananya di kedua sekolah itu siswa akan ikut proses pembelajaran di kelas. Mereka juga akan bertukar pengalaman dengan siswa di Singapura. "Siswa kami juga akan unjuk aksi budaya di sana. Untuk itu siswa kami bekali kemampuan berbahasa Inggris. Kami harapkan ada kunjungan balasan dari kedua sekolah itu ke sekolah kami," jelasnya. Dia menambahkan, di Singapura, siswa dan guru akan belajar tentang bahasa, budaya, serta kedisiplinan. "Hal-hal yang positif itu akan ditularkan kepada siswa lain di Purbalingga," katanya. Kepala MTs Muhammadiyah 7 Purbalingga Sartono berharap, setelah kunjungan ke Singapura, sekolah yang dipimpinnya bisa menjadi sekolah yang besar dan menjadi barometer bagi sekolah lain di Purbalingga. "Kami berharap, sekolah kami bisa menjadi rujukan bagi sekolah lain. Ing atase sekolah ndesa tapi muride teyeng butul Singapura (meski merupakan sekolah desa, tapi siswanya bisa sampai ke Singapura, red)," ujarnya. Dia mengatakan, bila yang ke Singapura siswa dari kota itu sudah wajar. Namun kali ini yang berangkat siswa dari desa dan pekerjaan orang tuanya tidak ada yang pegawai apalagi pengusaha. Salah satu siswa Oki Fitria mengaku bangga bisa ikut berangkat ke Singapura. "Kami bertekad akan membawa nama baik Purbalingga di Singapura," katanya. (*/sus)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: