Kasus Karhutla di Cilacap Tahun 2023 Meningkat

Kasus Karhutla di Cilacap Tahun 2023 Meningkat

Petugas Damkar memadamkan api saat kebakaran lahan yang termasuk kasus Karhutla di MT Haryono Cilacap, Jumat (1/9)-Damkar Cilacap untuk Radarmas-

CILACAP, RADAR BANYUMAS - Kasus kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Kabupaten Cilacap di saat musim kemarau saat ini cukup tinggi. Di tahun 2023 tercatat terdapat lima kasus Karhutla

"Kalau dibandingkan tahun lalu, kebakaran hutan lahan lebih tinggi tahun ini. Tahun lalu, kebakaran lahan ada dua kasus. Sekarang sudah ada lima kasus yang tercatat di kami," kata Kasubag Tata Usaha Damkar Cilacap, Riadi, Senin (4/9/2023).

Riadi mengatakan, berdasarkan UU No 14 tahun 2007, penanganan kebakaran hutan dan lahan masuk dalam ranah Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). Namun demikian, Damkar membantu dalam pelaksanaannya apabila dibutuhkan BPBD.

Sejauh ini dalam melakukan pemadaman hutan dan lahan, BPBD Cilacap masih menemukan sejumlah kendala. Terutama di wilayah pegunungan yang akses jalannya masih susah. 

BACA JUGA:Cilacap Masuk Zona Merah Potensi Bencana Karhutla

BACA JUGA:Kecamatan Maos Tingkatkan Kewaspadaan Bencana Karhutla

"Tapi kami punya teman-teman relawan sudah bekali saat kebakaran hutan lahan, mereka melakukan penanganan," katanya. 

Riadi menuturkan, dalam penanganan karthutla melokalisir daerah yang terbakar adalah yang paling penting. Setelah dilokalisir, baru dilakukan pemadam menggunakan media yang ada di lokasi tersebut.

"Misal menggunakan ranting, dedahanan kita sapu-sapukan ke api tersebut. Kalau tidak memungkinkan, kita menggunakan air. Langkah lain dengan menggunakan parit atau bersihkan lokasi sebelum terbakar. Sehingga dengan adanya parit tersebut tidak ada penjalaran jika terjadi kebakaran," tuturnya. 

Menurutnya, penyebab karhutla di Cilacap yakni ulah manusia. Karena membuka lahan untuk dibersihkan untuk ditanami maupun dijadikan lahan baru. Namun dalam proses pembakarannta tidak diawasi sehingga api yang membakar tidak terkendalikan. 

BACA JUGA:Gempa Bumi 3,4 SR Guncang Cilacap Tidak Berpotensi Tsunami

BACA JUGA:Lengger Banyumasan Dibawakan oleh Seniman Lintas Negara di Kota Lama Banyumas

"Himbauan kami kepada masyarakat, menurut BMKG puncak musim kemarau bulan Agustus September ditambah fenomena El Nino. Bumi kita sumber air berkurang dan suhu panas bumi meningkat," kata Riadi.

"Yang membakar sampah saat cuaca terik harus dalam pengawasan syukur tidak membakar. Selalu kita buat sumber air sehingga kita petugas dalam pelaksanaan pemadaman tidak kesulitan dalam proses pengambilan air," lanjut Riadi. (ray)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: