Tiga Tahun Sempat Vakum, Tiga Gunungan Diarak Saat Grebeg Sura
DIMAS PRABOWO/RADARMAS REBUTAN GUNUNGAN : Masyarakat berebut gunungan yang berisi sayur-mayur usai diarak, Kamis sore (10/8). Grebeg sura Baturraden kembali digelar setelah tiga tahun vakum karena pandemi.-DIMAS PRABOWO/RADAR BANYUMAS-
BANYUMAS, RADARBANYUMAS.CO.ID - Ribuan warga memadati kawasan Baturraden, Kamis (10/8) sore. Mereka menantikan grebeg sura yang tiga tahun tidak diadakan karena pandemi.
Sebanyak 12 iring-irangan yang berasal dari desa di Kecamatan Baturraden, membawa tiga gunungan setinggi lima meter. Gunungan berisi hasil bumi.
Kepala Dinporabudpar Kabupaten Banyumas Setia Rahendra mengatakan, grebeg sura diadakan sebagai rasa syukur masyarakat atas nikmat yang diberikan.
BACA JUGA:Grebeg Suran Baturraden, Wujud Syukur Panen Hasil Bumi
"Ini memang jadi agenda tahunan untuk menarik wisatawan datang berkunjung. Hanya saja, tiga tahun tidak dilaksanakan karena pandemi," kata dia.
Selain iring-iringan hasil bumi, dilaksanakan juga perebutan gunungan hasil bumi, penyembelihan kambing jenis khusus, serta penebaran benih ikan untuk pelestarian lingkungan.
"Perebutan hasil bumi memiliki makna simbol warga mendapat rezeki menjadi milik kita bersama, karena merupakan tradisi budaya yang ada di Banyumas. Ada proses penyembelihan kambing kendit dan penebaran benih ikan di Sungai Gumawang," tutur dia.
BACA JUGA:Grebeg Sura Baturraden Jadi Industri Wisata
Sebetulnya tidak ada perhitungan hari khusus pada penyelenggaraan grebeg sura.
"Tidak ada hitungan khusus, yang penting ini masih bulan sura," kata dia.
Salah satu warga asal Karangtengah Baturraden, Kaitem (45) dengan tergopoh-gopoh membawa sayur-sayuran dalam genggamannya.
BACA JUGA:Ribuan Peserta Meriahkan Grebeg Suran Baturraden
"Saya ikut rebutan ini biar dapat berkah," kata dia singkat.
Sumirah (60) asal Ketenger juga mendapatkan beberapa hasil bumi dari hasil rebutan gunungan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: