Kurangi Dampak Polusi di Laut, Kapal di Bawah 7 GT di Cilacap Akan Gunakan Bahan Bakar Listrik
Ilustrasi Kapal nelayan di bawah 7 GT -Rayka Diah Setianingrum/Radar Banyumas-
CILACAP, RADAR BANYUMAS - Tidak hanya di darat, pengguna Bahan Bakar Minyak (BBM) juga dapat membuat polusi di laut. Untuk itu, bahan bakar kapal nelayan maupun kapal penumpang di Cilacap akan diubah menggunakan bahan bakar listrik.
Kasubag TU UPTD Pelabuhan, Eko mengatakan, saat ini baik kapal nelayan maupun kapal penumpang menggunakan BBM jenis pertalite. Penggunaan konversi bahan bakar kapal nelayan dari BBM ke tenaga listrik akan diuji coba pada pertengan bulan Agustus mendatang.
"Sudah dicek lokasi titik chargernya oleh PLN Pusat. Untuk uji cobanya, satu dari kapal nelayan dan dua kapal penyebrangan. Sampel kapal penyebrangan nanti dari Prenca Donan ke Alasamalang Kutawaru," jelasnya.
BACA JUGA:BBM Subsidi Nelayan Dikurangi, Nelayan Cilacap Perjuangkan Nasibnya
Eko mengatakan, perubahan teknologi bahan bakar untuk kapal nelayan dan kapal penyebrangan penumpang, dinilai akan lebih baik. Pasalnya, untuk cost (biaya) akan lebih murah serta lebih ramah lingkungan, dan suara bising mesin kapal akan senyap.
"Untuk pertalite subsidi ini kan Rp 10 ribu per liternya. Kalau bahan bakar listrik lebih murah, hitunganya per kWh Rp 2.500. Dengan menggunakan baterai bisa untuk 10 jam berlayar," jelasnya.
Rencananya uji coba akan dilakukan selama satu hingga dua bulan. Jika uji coba berjalan lancar, semua kapal nelayan dan kapal penyebrangan penumpang di Kabupaten Cilacap akan diubah menggunakan bahan bakar listrik.
"Penggunaanya baru untuk kapal dibawah 7 Gross Ton (GT). Karena masih menyesuaikan kapasitas baterai yang hanya bertahan hingga 10 jam," ujarnya.
Sementara itu, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekda Cilacap, M Wijaya menambahkan, kapal bertenaga listrik tersebut dapat mengatasi polemik subsidi BBM yang kini tengah bergulir di lingkungan nelayan.
"Kita sudah koordinasikan dengan Kementerian ESDM dan Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI). Cilacap merupakan salah satu pilot projek untuk kegiatan ini," katanya.
Menurut Wijaya, meski unit bahan bakar listrik tersebut tidak terlalu banyak, tetapi diharapkan dapat mengatasi jatah subsidi BBM yang masih kurang untuk nelayan Cilacap.
"Unitnya tidak hanya puluhan mungkin ratusan nanti. Untuk pelaksanaan nanti akan kita lihat sejauh mana efektifitasnya jika sudah uji coba. Karana tentunya akan dirembug dan dikaji bersama," ujar Wijaya. (ray)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: