Keunikan Gong Gembung Instrumen Khas Calung Banyumasan, Tidak Sembarang Getarkan Bibir untuk Membunyikannya
Roihan, pemain gong bumbung calung Banyumasan, sedang mengiringi tari, Minggu (30/7) di Pendopo Oemah Gamelan. -Fijri Rahmawati/Radar Banyumas-
BANYUMAS, RADAR BANYUMAS - Ada instrumen khas di perangkat Calung Banyumasan, yakni Gong Bumbung. Hanya terbuat dari dua potongan bambu utuh dengan ukuran berbeda.
Bambu yang besar berukuran panjang satu meter sepuluh centimeter. Sedangkan bambu kecil yang dimasukan ke dalam bambu besar ukurannya lebih pendek.
Gong bumbung merupakan alat musik tiup. Keberadaannya hanya di perangkat Calung Banyumasan. Dan di sinilah yang menjadi letak keunikannya.
BACA JUGA:Soal Evakuasi Penambang Terjebak di Ajibarang, Keluarga Penambang Pasrah dan Ikhlas
"Ketika meniup Gong Bumbung, bibir harus bergetar dengan nafas yang dalam," ujar Roihan, Minggu (30/7).
Ketika menjadi pemain Gong Bumbung maka harus menguasai olah pernafasan. Tingkat kesulitannya adalah teknik pernafasan agar menghasilkan bunyi panjang.
Sebagaimana namanya, Gong Bumbung dalam perangkat gamelan Calung Banyumasan berfungsi sebagai gong, yaitu aksen atau tanda akhir.
Pemilik Oemah Gamelan, Eko Kuntowibowo menambahkan, tanpa bibir yang bergetar ketika memainkan Gong Bumbung, maka tidak akan menghasilkan bunyi.
BACA JUGA:Pokdarwis Pekunden Targetkan Januari 2024 Desa Wisata Kreatif Pekunden Dikunjungi Wisatawan Asing
"Bibir juga tidak sembarang bergetar saat meniup gong bumbung. Harus dimainkan agar ada gema," jelas Eko sembari mencontohkan.
Tanpa gong bumbung di perangkat calung Banyumasan disebut Eko ibarat sayur tak diberi garam. (fij)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: