Cepetan, Kesenian Tradisional yang Mulai Langka, Dihelat pada Hajatan Khitanan

Cepetan, Kesenian Tradisional yang Mulai Langka, Dihelat pada Hajatan Khitanan

Cepet sedang tampil pada acara hajatan sunatan dan khataman kitab suci Al-Qur'an, Sabtu (26/6) di Watuagung-Fijri Rahmawati/Radar Banyumas-

BACA JUGA:Pendaftaran Siswa Baru MTs Negeri di Purwokerto Diperpanjang

Khajuli bersyukur, saat ini regenerasi tidak mandeg. Pemuda di sekitar lingkungan rumahnya masih antusias untuk peran sebagai cepet yang berjumlah 15 orang.

"Banyak sekali yang harus dipersiapkan untuk cepetan. Selain cepet, misalnya ada lagi pemain terbang 10 orang, bagian abid sampai 12 orang, sebulan 3 orang, setringan 2 orang," rinci warga gerumbul Gedang Kulon itu.

Biaya yang dikeluarkan untuk operasional juga tidak sedikit. Contohnya, dalam sekali gelaran cepetan dibutuhkan sekitar 80 liter minyak tanah antara lain untuk sebulan, abid dan obor. Belum terhitung biaya lainnya.

Sehingga, kondisi tersebut menjadi tantangan tersendiri bagi kesenian tradisional cepetan untuk tetap lestari. Orang yang punya hajatan harus menyiapkan kocek relatif tebal untuk menanggap.

BACA JUGA:Tidak Layak dan Tidak Memenuhi Teknis Keselamatan, di Banyumas Odong-Odong Dilarang Beroperasi

"Paling sulit itu mencari orang untuk bagian abid, pemain api yang diputar-putar. Perlu bakat agar bisa menguasai. Hal itu, juga tantangan bagi kelestarian cepetan," imbuhnya.

Khajuli berharap, regenerasi cepetan akan terus tumbuh. Sehingga, kesenian tradisional langka itu bisa selalu hidup tak tergerus zaman. Sebagaimana selama puluhan tahun ini telah berpindah dari satu hajatan ke hajatan lain di berbagai wilayah. (fij)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: