Ini Kata Dokter Forensik Soal Penyebab Kematian Korban Hudi

Ini Kata Dokter Forensik Soal Penyebab Kematian Korban Hudi

Dokter Forensik RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, dokter Muhammad Zaenuri Syamsu Hidayat bersiap menjadi saksi ahli dalam persidangan lanjutan perkara pembunuhan, Selasa (30/5).-fijri Rahmawati/Radarmas-

BANYUMAS, RADARBANYUMAS.CO.ID - Jaksa Penuntut Umum Kejaksaan Negeri Banyumas Mario Samudera Siahaan menghadirkan saksi ahli dalam persidangan lanjutan perkara pembunuhan terdakwa Supriyatin, Selasa (30/5) di Pengadilan Negeri Banyumas.

Terdakwa Supriyatin didakwa melakukan pembunuhan terhadap korban Hudi. Jasad korban ditemukan di sungai.

Dokter Forensik RSUD Prof Dr Margono Soekarjo, dokter  Muhammad Zaenuri Syamsu Hidayat memaparkan pada korban tidak ditemukan tanda tenggelam.

BACA JUGA:Misteri Tali di Perkara Pembunuhan Hudi

"Artinya, korban meninggal sebelum masuk ke dalam air," jelas dokter Zaenuri dalam persidangan Hakim Ketua Wahyuni Prasetyaningsih, dengan anggota Rino Ardian Wigunardi dan Firdaus Azizy.

Tidak ditemukan tanda tenggelam lantaran tidak ada air di dalam paru-paru dan lambung korban. Oleh karena itu, penyebab kematian korban bukan tenggelam di sungai.

Lebih lanjut dokter Zaenuri menerangkan, bahwa tulang belakang lepas. Yakni di daerah sambungan leher dan punggung juga ditemukan serpihan tulang.

BACA JUGA:Kades Panembangan Gagas Masyarakat Peduli Pariwisata Cilongok

"Diperkirakan korban meninggal akibat kekerasan, seperti benda tumpul dengan permukaan halus atau tidak kasar," rinci dokter Zaenuri dalam persidangan terbuka untuk umum.

Atas keterangan tersebut, penuntut umum Mario menunjukan barang bukti sepotong bambu yang diduga digunakan oleh terdakwa untuk memukul korban.

Dalam kesempatan tersebut ditanyakan tentang kemungkinan sepotong bambu dapat mematahkan tulang belakang seseorang ketika dipukulkan.

BACA JUGA:Kecelakaan Maut, Truk Tronton Vs Sepeda Motor di Jalan Raya Wangon - Jatilawang, Pelajar Meninggal Dunia

"Bambu itu bisa sekali untuk mematahkan tulang leher orang ketika memukul dengan kekuatan besar," terang dokter Zaenuri.

Terlebih saat orang yang dipukul dalam situasi tidak waspada. Juga, kondisi tulang karena faktor usia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: