Mengupas Oleh-oleh Ramadhan

Mengupas Oleh-oleh Ramadhan

--

 


Eko Muharudin, S. S, M. Pd.

Dosen Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Purwokerto

 Ibarat tamu istimewa, kehadiran bulan Ramadan selalu dinantikan oleh kaum muslimin di penjuru dunia. Namun, bulan Ramadan 1444 H sebentar lagi akan beranjak meninggalkan kaum muslimin. Untuk itu, tidak elok bila kaum muslimin tidak mampu mengupas “oleh-oleh” dari bulan yang istimewa bagi kaum muslimin ini. Bulan Ramadan membawa keutamaan bagi orang-orang yang beriman, sebagaimana dalam firman Allah Swt: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kamu bertakwa.” (QS. Al Baqarah: 183). Dari Al Qur’an Surat Al Baqarah ayat 183, Allah Swt mewajibkan orang-orang yang beriman untuk menjalankan puasa agar dapat meraih ketaqwaan.

Keutamaan bulan Ramadan ialah membawa keberkahan dan ampunan dari Allah Swt. Di samping itu, ada keutamaan lain di bulan ini, yakni sebagai bulan tarbiyah (pendidikan). Pendidikan ialah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. (KBBI, 1991). Pendidikan juga dapat dimaknai sebagai proses mengubah tingkah laku seseorang agar menjadi manusia dewasa yang mampu hidup mandiri dan menjadi anggota masyarakat yang baik dalam lingkungan dan alam sekitar di mana individu itu berada (Sagala, 2011). Ada lima pilar pendidikan yang direkomendasikan UNESCO untuk digunakan sebagai prinsip pembelajaran yang bisa diterapkan di dunia pendidikan, yakni learning to know, learning to do, learning to be, learning to live together, learning how to learn. Beberapa pilar pendidikan tersebut dapat dikaitkan dengan nilai bulan Ramadan sebagai bulan tarbiyah (pendidikan).

Sebagai bulan tarbiyah (pendidikan), bulan Ramadan menyimpan nilai-nilai pendidikan untuk kaum muslimin agar menjadi insan yang lebih baik. Nilai-nilai pendidikan dalam bulan Ramadan adalah sebagai berikut. Pertama, Ramadan mendidik untuk disiplin. Ibadah puasa yang dijalankan oleh kaum muslimin memuat pendidikan disiplin, seperti menahan hal-hal yang membatalkan puasa sejak imsyak sampai azan maghrib berkumandang. Disiplin waktu merupakan pilar pendidikan learning to do yang berorientasi pada kemampuan berbuat mekanis dan mendorong kinerja secara otomatis dalam hal ini kebiasaan menghargai waktu. Kedua, Ramadan mendidik untuk peka sosial (social sensitivity).

Dalam ibadah Ramadan terdapat amalan untuk berbagi dengan sesama seperti membayar zakat, infaq, sedekah, takjil, serta amalan kebaikan lainnya. Hal ini merupakan bentuk pilar pendidikan learning to live together yang berorientasi untuk menjadi manusia yang bermanfaat baik bagi diri sendiri ataupun masyarakat. Kaum muslimin didorong untuk berlomba-lomba berbagi dan berempati kepada sesama. Ketiga, Ramadan mendidik untuk muhasabah diri. Dengan berpuasa sebulan penuh, kaum muslimin dididik untuk menahan emosi yang negatif dan evaluasi diri. Dengan evaluasi diri, kaum muslimin dapat “belajar” dari kebaikan dan keburukan yang dilakukan dalam segala hal, baik yang berhubungan dengan ibadah kepada Allah Swt maupun hubungan sosial yakni yang berhubungan dengan makhluk ciptaan-Nya. Hal ini merupakan pilar pendidikan learning how to learn.

Dengan demikian, sebagai umat Islam yang selalu mengharapkan keridhaan dari Allah Swt tentunya harus mampu mendapatkan nilai-nilai keutamaan dari bulan Ramadan untuk menjadi umat yang semakin baik (berkualitas) dan terdidik. Jangan sampai “tamu istimewa” dengan “oleh-olehnya” ini hanya singgah sementara di kehidupan kaum muslimin tanpa dapat dimaknai kehadirannya. Semoga kita dapat meraih berkah Ramadan. 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: