Menginap di Rumah Warga, Fran Jaring Aspirasi

Menginap di Rumah Warga, Fran Jaring Aspirasi

CILACAP- Pasangan H Fran Lukman-Bambang Sutanto bakal terapkan kepemimpinan yang merakyat. Bila terpilih nanti, Fran memastikan mendengarkan aspirasi warga dengan cara menginap di rumah mereka. Saat ini pasangan nomor urut 3 tersebut juga sudah blusukan dan menginap di rumah warga. Salah seorang pendukung pasangan Fran-Bambang, Lubadul Fikri yang juga putra dari Kyai Hasbuloh dari Kesugihan menuturkan, Fran langsung datang dan berbaur dengan warga. "Di Kampung Laut, Pak Fran langsung dibonceng warga dan menjalin kedekatan yang selama ini sesungguhnya sudah terbangun," kata dia, kemarin. Menurut dia, gaya kepemimpinan Fran yang egaliter dan merakyat itu sudah dari dulu saat Fran berada di legislatif. Lubadul mengatakan, kegiatan Fran ini jauh dari hanya sekedar pencitraan. "Pak Fran akan istiqomah dan mari kita kawal bersama-sama tentang niatnya untuk terus dekat dengan warga," katanya. Lubadul menyatakan, pasangan Fran-Bambang sudah mencanangkan program kerja "Sarapan Bareng Ramane" di rumah ataupun di pendopo. Ini agar masyarakat bisa bebas berhubungan dengan pemimpinnya serta menyampaikan aspirasi dan permasalahan yang dialaminya. "Nah karena Pak Fran yakin tidak semua warga bisa ikut berpartisipasi dalam program tersebut, saya juga memiliki rencana melaksanakan hal tersebut di desa - desa pada akhir pekan. Jadi,Pak Fran menginap di rumah warga, lalu pagi harinya, diadakan Sarapan Bareng Ramane," katanya. Terpisah, Fran Lukman mengatakan, dengan program ke desa-desa, warga yang tinggal di pelosok tidak perlu jauh - jauh datang ke pendopo atau ke rumahnya. "Biar saya saja yang bertandang ke kediaman mereka. Insya Allah, dalam 5 tahun saya bisa mengunjungi semua desa di Cilacap," paparnya. . Sekarang sudah pasaran banyak pemimpin atau calon pemimpin yang blusukan ke desa untuk mencari simpati dan dukungan. Lalu apa yang membedakan antara mereka yang tulus dengan yang hanya tebar pesona? Disinggung mengenai hal tersebut, Fran mengatakan, "Kalau masalah hati, yang tahu hanya Allah. Tapi kasat mata, kita bisa melihat indikasinya," kata dia. Menurut Fran, pemimpin atau calon pemimpin yang tulus tidak minta dilayani atau difasilitasi. Dia juga menggunakan dana sendiri untuk bersafari. Sedangkan pemimpin yang hanya tebar pesona, mungkin dia juga menyapa dan bahkan tinggal dirumah warga. "Tapi minta fasilitas dan pelayanan ini dan itu. Sudah begitu, biayanya dibebankan kepada pengurus warga setempat. Begitu cara membedakannya," tandas Fran. Selain untuk menjalin kedekatan dan menyerap aspirasi, program tersebut juga dimaksudkan untuk memantau kondisi pembangunan di desa. "Ambil contoh, adanya undang- undang desa. Implementasinya di lapangan perlu didampingi, baik pada perencanaan, pelaksanaan maupun pelaporan. Saya ingin mendampingi agar implementasi undang- undang desa itu bisa benar-benar membawa kemaslahatan. Prinsipnya, saya mengunjungi warga bukan untuk seremoni, tapi merumuskan solusi," tegas Fran. (dis/ttg/p)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: