Teroris "Taat" Administrasi Rakit Bom Dini Hari
Modus para terduga teroris yang merakit bom pipa, di Kampung Curug, Babakan Setu, Tangsel, cukup rapi. Tidak seperti kebanyakan terduga teroris sebelumnya, yang tertutup. Mereka melaporkan identitas dirinya kepada pengurus RT setempat sejak kali pertama menyewa rumah kontrakan. Itu pula yang membuat warga tak menaruh rasa curiga. Adam Noor Syam, adalah pelaku yang kali pertama menyerahkan fotokopi KTP miliknya kepada Ketua RT 02-RW01, Muhammad Lukman, pada awal Desember lalu. ”Dia datang langsung ke saya. Baru kemudian, pada Senin lalu (19/12), dua pelaku lainnya nyusul menyerahkan fotokopi KTP,” beber pria bertubuh tambun itu seraya menunjukkan tiga fotokopi KTP pelaku kepada Jawa Pos. Menurut Lukman, warga setempat mengetahui Adam sebagai driver ojek online, Gojek. Itu terlihat dari seragam dan helm yang selalu dikenakan sehari-hari. Bahkan, satu jam sebelum aksi baku tembak di rumah kontrakan milik Agus Dwiyono yang dijadikan lokasi persembunyian, Adam sempat mendapat order untuk mengantar barang dari tetangganya bernama Hana, 26. ”Saya hendak mengirim barang ke customer saya di BSD Serpong pukul 08.00. Ternyata, yang pickup itu adalah pelaku atas nama Adam Noor Syam,” timpal Hana di lokasi penggerebekan kemarin sore. Namun, sekitar satu jam kemudian, Hana mendapat laporan dari pelanggannya bahwa barang yang dipesannya belum sampai di tujuan. ”Setelah saya lihat di aplikasi, rupanya barang saya masih di sekitaran rumah kontrakan itu (TKP penggerebekan, Red). Lalu handphone pelaku pun tidak aktif. Beberapa saat kemudian, terdengar letusan senjata,” ungkap perempuan berkerudung itu. Lukman menambahkan, seorang pelaku lagi atas nama Irawan alias Irwan justru dia tak mengenalnya. Dia tidak melaporkan diri, baik ke pemilik kontrakan maupun kepadanya. ”Yang pasti, saya tahu tiga orang itu (Adam, Helmi, dan Omen, Red),” tutur Lukman. Gelagat tiga penghuni kontrakan itu memang sempat membuat Lukman curiga dua hari belakangan. Terutama Helmi. Pria asal Kecamatan Mangkubumi, Tasikmalaya tersebut beberapa kali dia pergoki tergesa-gesa menutup pintu saat melihatnya melintas di depan kontrakan. ”Seperti ada sesuatu yang disembunyikan di dalam. Tetapi saya enggak ambil pusing lah,” ucap Lukman. Sedangkan Agus (35), pemilik kontrakan mengaku tidak menaruh rasa curiga sedikit pun terhadap tiga pria tersebut. Sebab, sama sekali tak ada gerak-gerik mereka seperti pengontrak pada umumnya. Selama ini, Agus biasa berinteraksi dengan Adam. Dia adalah orang pertama meminta izin untuk menyewa kontrakannya. ”Adam yang bayar uang sewa ke saya sehari setelah deal tanggal 1 Desember. Langsung lunas Rp 700 ribu,” ungkap Agus. Pada saat itu, Agus tidak mencurigai tujuan Adam menyewa kontrakannya karena alasannya seperti pengontrak pada umumnya. ”Saya lihat dia (Adam, Red) tukang ojek online, ya saya bilang silahkan saja. Saya lihat dia juga pakai jaket Gojek,” ujar Agus. Gerak-gerik keseharian para pelaku menurut Agus pun wajar-wajar saja. Aktivitas mereka berangkat pagi dan baru kembali setelah larut malam. ”Malam hari setahu saya mereka tidak ada kegiatan,” tambah Agus. Agus membeberkan, rumah kontrakannya baru saja selesai dibangun. Jumlahnya ada empat pintu. Masing-masing pintu berukuran sekitar 3x3 meter persegi. Itu terdiri dari teras, ruang tamu, dan kamar mandi. ”Jadi, Adam dan kawan-kawannya itu adalah pengontrak kedua. Sebelumnya sudah pernah ada yang menempati kamar kontrakan pintu nomor dua tersebut,” terang Agus. Sementara itu, Rosita (37), warga yang tinggal persis di belakang kontrakan tersebut mengaku curiga dengan gelagat para pelaku. Sepengetahuannya, setiap pukul 01.00 – 05.00, selalu terdengar suara seperti kembang api. ”Srooss gitu. Kayak kembang api dinyalakan lah kira-kira,” ucap perempuan berambut sebahu itu. Selain itu, beberapa kali dia melihat salah seorang di antaranya membawa perkakas kelistrikan seperti kabel dan lain sebagainya. ”Saya pernah pelaku membawa ransel besar mereka Adidas. Saya juga lihat ada kabel digulung. Warga sini mengira mereka itu pegawai PLN,” ungkap Rosita. Sehari sebelum penggerebekan dan baku tembak, Selasa (20/12), pukul 01.00, ada dua pria berwajah asing yang dicurigai sebagai intelijen berkeliling di sekitar kontrakan. Mereka pula yang ternyata bersama rombongan Densus 88 mengepung kontrakan itu kemarin pagi. ”Saya dengar letusan seperti petasan berentet kayak petasan. Eh, ternyata lagi baku tembak pelaku sama polisi. Pelurunya sampai tembus ke kamar mandi rumah saya,” bebernya. Soal keseharian mereka, Rosita kurang tahu persis. Yang dia tahu, di depan kontrakan itu hanya ada satu sepada motor Honda GL 100. Beberapa kali dia memergoki sedang dicuci oleh salah seorang pelaku. ”Kita kira mereka itu pegawi PLN, kalau enggak ya mahasiswa,” tambahnya. (ilo/acd)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: